Jumat 28 Jan 2022 14:52 WIB

Taubat Bisa Berdampak Terhadap Kesehatan, Ini Penjelasannya

Taubat bisa bermanfaat terhadap kesehatan seorang Muslim

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Bertaubat. Ilustrasi. Taubat bisa bermanfaat terhadap kesehatan seorang Muslim
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bertaubat. Ilustrasi. Taubat bisa bermanfaat terhadap kesehatan seorang Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di balik larangan dan perintah Allah SWT, selalu terdapat hikmah yang tersembunyi. Ini menandakan betapa agungnya kuasa-Nya. Salah satunya adalah perintah taubat.

Terdapat sebuah fakta jika seseorang telah melakukan pertaubatan, sejatinya langkah itu juga akan menghasilkan nilai positif bagi kesehatan tubuhnya.

Baca Juga

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ  “Innallaha yuhibuttawwabina wa yuhubbul mutathahirin.” Yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al Baqarah ayat 222).  

Ketua Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (Mukisi), Banten Yahmin Setiawan, membenarkan adanya relevansi antara taubat dengan kesehatan. Menurut dia, Islam merupakan agama yang sangat peduli dengan kesehatan. 

Maka jika seseorang membersihkan jiwa dan rohaninya dengan jalan bertaubat, kata dia, maka yang bersangkutan secara psikologis dan spiritual dapat lebih sehat. “Bertaubat itu bisa berpengaruh pada kesehatan psikologis dan spiritual,” kata Yahmin dalam program Republika Mengaji, baru-baru ini.

Dia memberikan contoh bahwa di zaman Rasulullah SAW telah banyak contoh yang diterapkan. Misalnya, tak sedikit para sahabat Nabi yang melakukan muhasabah di malam hari untuk merenungi apa yang telah dilakukan dan melakukan pertaubatan.

Sehingga, kata dia, bertaubat juga dapat membersihkan jiwa seseorang dari sikap-sikap yang mengusik psikologisnya yang dapat mempengaruhi fisik. Dalam ayat di atas pun disinggung mengenai orang-orang yang menyucikan diri. Di mana artinya, kata Yahmin, Allah sangat menyukai hamba-Nya yang bersih.

“Menyucikan diri itu termasuk apa ujung-ujungnya? Yang bersih badan, bersih pakaian, bersih lingkungan. Tubuh sehat dengan terhindar dari penyakit dengan senantiasa berhidup bersih,” ungkap dia.  

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”

(QS. An-Naml ayat 40)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement