Rabu 16 Mar 2022 01:10 WIB

BI Purwokerto Dorong Optimalisasi Biaya Kesehatan Guna Cegah Penyakit

Sebanyak 64,93 persen dari biaya kesehatan itu sebaiknya digunakan untuk preventif

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan dan Binaragawan Ade Rai dalam Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai.
Foto: BI Purwokerto
Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan dan Binaragawan Ade Rai dalam Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Masyarakat Indonesia dinilai masih kurang dalam menerapkan pola hidup sehat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menyebutkan, sebanyak 64,93 persen dari total biaya kesehatan digunakan untuk pengobatan, 22 persen untuk preventif dan sisanya untuk obat-obatan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan dalam  "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai", Sabtu (12/3/22).

Baca Juga

"Sebanyak 64,93 persen dari biaya kesehatan itu sebaiknya digunakan untuk preventif, bukan untuk pengobatan. Padahal mencegah lebih baik daripada mengobati," ujar Rony dalam keterangannya, Senin (14/3/22).

Selain itu, angka kesakitan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan, karena gaya hidup yang kurang sehat. Penyebabnya, masyarakat di kota banyak bepergian menggunakan mobil atau angkutan umum yang memiliki AC, kemudian duduk diam selama bekerja di ruangan kantor yang juga ber AC.

Konsumsi makanan yang tidak sehat yang dapat meningkatkan obesitas serta polusi udara juga berisiko terhadap kesehatan. Penyakit akibat gaya hidup warga perkotaan ini juga dialami oleh kelompok masyarakat yang kemampuan ekonominya tergolong tinggi.

Untuk itu, KPw BI Purwokerto mendorong masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan agar lebih mengoptimalkan biaya kesehatan yang ditujukan untuk pencegahan penyakit ketimbang digunakan untuk pengobatan.

"Kalau bisa melaksanakan pola hidup sehat, biaya kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan tentunya dapat ditekan, karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati," katanya.

Dalam "Bincang Sehat Pejuang Rupiah bersama Ade Rai", Ade Rai memaparkan bahwa pendekatan sehat itu sifatnya bukan reduktif, tapi menyeluruh.

Definisi sehat, lanjut dia, dapat diibaratkan seperti mobil dengan empat roda. Roda-roda tersebut yakni roda badan, roda pikiran, roda emosi dan roda energi kehidupan. "Seperti di musim infeksi ini kita berharap kesehatan badan, tapi tantangannya kita mengalami kesakitan ekonomi, sosial budaya dan mental," ujar Ade Rai.

Menurutnya, kunci sehat adalah perasaan senang karena ini terkait dengan seluruh roda."Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada badan kita akan sehat, mampu menciptakan kesenangan pada pikiran kita, maka yang terjadi kedamaian. Ketika kita mampu menciptakan kesenangan pada emosi akan menimbulkan kecintaan atau kasih sayang," ujar Ade Rai.

Sementara itu energi kehidupan berkaitan dengan ribuan nadi yang bertemu di titik yang disebut chakra di dalam tubuh. Selain itu, ia binaragawan ini juga menjelaskan bagaimana mengatur kontrol pernapasan juga pola makan yang sehat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement