Rabu 05 Oct 2022 19:11 WIB

Hikayat Kemang, Dulu Wilayah Perkebunan Kini Jadi Musuhnya Air Hujan

Wilayah Kemang yang dulunya adalah daerah perkebunan dan daerah resapan air, kini berubah fungsi menjadi bangunan yang menyebabkan sering terjadinya banjir.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Kemang Banjir. Wilayah Kemang yang dulunya adalah daerah perkebunan dan daerah resapan air, kini berubah fungsi menjadi bangunan yang menyebabkan sering terjadinya banjir. Foto: Republika.
Kemang Banjir. Wilayah Kemang yang dulunya adalah daerah perkebunan dan daerah resapan air, kini berubah fungsi menjadi bangunan yang menyebabkan sering terjadinya banjir. Foto: Republika.

Kemang Banjir. Wilayah<a href= Kemang yang dulunya adalah daerah perkebunan dan daerah resapan air, kini berubah fungsi menjadi bangunan yang menyebabkan sering terjadinya banjir. Foto: Republika." />
Kemang Banjir. Wilayah Kemang yang dulunya adalah daerah perkebunan dan daerah resapan air, kini berubah fungsi menjadi bangunan yang menyebabkan sering terjadinya banjir. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Jakarta pada Selasa (4/10/2022) diguyur hujan deras. Akibatnya sejumlah wilayah mengalami banjir, termasuk wilayah Kemang. Kemang yang dulunya adalah rumahnya air kini menjadi langganan banjir karena sudah dipadati bangunan. Tak ada lagi resapan air.

Tujuh dekade lalu atau sekitar 1950-an, Kemang hanyalah sebuah kampung di Kelurahan Bangka. Kampung ini masih berupa wilayah perkebunan. Nama Kemang berasal dari pohon buah kemang (Mangifera kemanga), sejenis mangga yang banyak ditemukan di daerah ini.

BACA JUGA: Istana Negara Kebanjiran Tahun 1932

Kemang awalnya adalah perkampungan Betawi. Di sana rumah-rumahnya masih berdinding bilik bambu dan beratap rumbia. Di kampung itu juga terdapat sebuah masjid dengan gaya tradisional Jawa. Pada tahun 1970-an kawasan ini berisi rumah yang terbuat dari kayu dengan penghuninya hidup dari bertani dan berkebun.

Pada akhir tahun 1970-an, pembangunan semakin kencang dengan adanya perpindahan penduduk dari Jakarta Pusat ke Jakarta Selatan hasil dari pelaksanaan Inpres Nomor 13 tahun 1976 tentang pengembangan wilayah Jabotabek. Kemang mulai dikenal sebagai kawasan pemukiman mewah sejak tahun 1980-an, dan juga sebagai komunitas ekspatriat dikarena banyaknya penyewaan rumah kepada warga asing.

BACA JUGA: Gus Dur Ditanya Apa Makanan Paling Haram? Babi Mengandung Babi Tapi Gak Tahu Bapaknya Jadi Sate Babi

Di awal 1990-an, sebagian besar warga Betawi penghuni asli Kemang sudah pindah ke selatan Jakarta, seperti Ciganjur, Jagakarsa, Depok dan Bogor. Pada 1998, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengubah peruntukan Kemang dari perumahan menjadi kawasan komersial.

Memasuki awal 2000, Bang Yos memperkuat keputusan ini dengan mengeluarkan peraturan yang menyatakan Kemang sebagai "kampung modern" melalui SK Gubernur DKI Nomor 144 Tahun 1999. Ini pun membawa lebih banyak kegiatan komersial ke Kemang, seperti rumah-rumah yang kemudian diubah menjadi toko ritel.

BACA JUGA: Cak Nun: Apakah Rasulullah Pernah Mengajarkan Tembang Tolak Bala?

Walaupun begitu, kurangnya perencanaan perkotaan telah mengakibatkan kemacetan di jalanan Kemang yang relatif sempit. Per tahun 2008, 73 persen lahan dan permukiman di Kemang berubah fungsi menjadi lahan komersial. Terletak di antara dua aliran Sungai Krukut dan Sungai Mampang, tanpa ada pengendalian banjir, Kemang pun rawan banjir setiap musim hujan.


Sejak tahun 1970-an, Kemang telah tumbuh menjadi sebuah daerah yang dikenal secara internasional yang berorientasi menyediakan fasilitas seperti toko kerajinan tradisional, dan klub malam.

Beberapa kampung asli masih ada di belakang kompleks perumahan dan apartemen di Kemang. Kesenjangan yang unik antara komunitas Muslim dan komunitas ekspatriat pun membuat Kemang menjadi terasa seperti sebuah kota tua daripada kota baru.

BACA JUGA: Humor Gus Dur Soal Tukang Becak Dimaki Bodoh oleh Polisi karena tidak Bisa Baca

Saat ini, Kemang diisi dengan berbagai bisnis dan perumahan, serta hotel, bank, pujasera, restoran, kafe, bar, salon, klub malam dan toko-toko yang melimpah. Ada juga lembaga-lembaga akademik dengan standar internasional di sini.

Kemang adalah si eksklusif unik. Di sini, warga Betawi makin terpencil karena kehadiran warga asing dan orang berduit. Mereka tinggal di lorong-lorong kecil, di belakang rumah besar dan mewah. Semakin mahal harga tanah membuat jumlah mereka kian menipis.

BACA JUGA: Sejarah Hari Batik Nasional yang Diperingati Setiap 2 Oktober

Mereka menjual tanahnya dan pindah dari kampung kelahirannya. Sebagian besar dari mereka pindah ke Ciganjur, Jagakarsa, Srengseng Sawah, Cileduk, bahkan ada yang ke Bogor.

Sejak masyarakat asing hadir di kawasan yang luasnya 330 hektar, bermunculan pula galeri seni rupa, toko benda antik, kafe, restoran cepat hidang, restoran tradisional dan Barat. Di Kemang, kita akan mudah mendapati rumah makan yang menyajikan makanan Cina, Jepang, atau masakan Italia serta belasan rumah makan Barat lainnya.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Pernah Disakiti, Penggali Kubur Semangat Injak-injak Kuburan Orang Kaya

Banyak di antara restoran ini yang kemudian berkembang menjadi pub, kafe, klab malam, panti pijat, dan berbagai hiburan lainnya. Di tempat ini para turis lokal dan mancanegara berdatangan, berpasang-pasangan, dan berkencan sampai menjelang subuh.

Setiap pagi dan sore ratusan orang Kemang bersepeda mengantar susu yang dimasukkan ke botol-botol dan disandarkan di stang dan boncengan sepeda mereka.

Sekarang, jangan harap menemukan pemandangan seperti itu. Bukan hanya kebun-kebun menjadi langka tergusur perumahan, peternakan yang dulu merupakan penghasilan rakyat juga ikut sirna. Sudah tidak terdengar lagi sapi-sapi yang melenguh di pagi hari.

BACA JUGA:

> Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh

> Humor Gus Dur: Bikin Heboh Indonesia Mengaku Keturunan China Bermarga Tan di Singapura

> Sujiwo Tejo: Wayang Diharamkan ya Monggo, Toh Sudah Sejak Zaman Sunan Giri

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa mengirimkan saran dan kritik atas konten di KURUSETRA ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

(QS. Ali 'Imran ayat 103)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement