Bank Syariah Sebagai Penyokong Pertumbuhan Ekonomi Negara, Bisakah?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketimbang Indonesia, negeri jiran Malaysia lebih sukses menjadikan perbankan syariah sebagai salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Meski demikian optimisme pertumbuhan perbankan syariah tetap terbuka meski perjalanan masih terhadang kendala.
Direktur Utama Bank Bukopin Syariah, Riyanto, saat bersilaturahmi ke harian Republika, Kamis sore (7/4) menuturkan pertumbuhan perbankan syariah masih terganjal sejumlah persoalan yang menuntut peran pemerintah.
Riyanto mengatakan ada sejumlah poin yang menyebabkan laju pertumbuhan perbankan Syariah tidak secepat seperti Malaysia. Poin tersebut antara lain regulasi, bisnis syariah yang masih terbilang baru, karakter konsumen masih lemah, sumber daya manusia yang minim, produk syariah yang ada masih berupa produk padanan bank konvensional, dan bisnis syariah masih dianggap opsi alternatif pengembangan bisnis dari bank konvensional.
Saat ini, menurut Riyanto, sumbangsih perbankan syariah terhadap perbankan nasional barulah 3 persen. Angka itu secara prosentase, kata dia, memang kecil. Namun, tidaklah mungkin jikan poin-poin yang dipaparkan sebelumnya bisa dibenahi, maka perbankan syariah akan memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian nasional.