Anggota DPR: Saatnya Matikan Sel-Sel Teroris yang Tersisa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, mengapresiasi hasil kerja aparat gabungan TNI-Polri (Satgas Tinombala) dalam mengejar anggota kelompok teroris Santoso di pedalaman hutan pegunungan Tambarana, Poso.
"Apresiasi yang dalam untuk Polri dan TNI dalam upaya memberantas jaringan teroris di Indonesia," kata Ahmad Sahroni, di Jakarta, Selasa (19/7).
Setelah sekian lama melakukan pengejaran, dalam aksi baku tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris di Pegunungan Tambarana, Poso, diduga menewaskan Pimpinan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah.
Peristiwa baku tembak itu sendiri terjadi sekitar pukul 17.00 WITA. Awalnya, Tim Satgas Tinombala menemukan lima orang tak dikenal, yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Dua laki-laki terkena tembakan polisi, salah satunya diduga Santoso. Sementara tiga orang lainnya berhasil melarikan diri.
Sahroni meminta, pemberantasan jaringan dan sel-sel teroris di Indonesia harus dilakukan dengan tidak pandang bulu. Siapa saja yang mencoba membuat aksi teror dengan maksud dan tujuan tertentu, harus disikat habis hingga ke akar-akarnya.
"Jangan pandang bulu habiskan semua yang masih tersisa. Sekarang saatnya mematikan semua sel sel yang masih tersisa," ujar Sahroni.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengapresiasi kinerja operasi gabungan TNI-Polri Satuan Tugas (Satgas) Tinombala dalam membekuk jaringan kelompok bersenjata radikal Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. "Saya ucapkan apresiasi dan bangga kepada Satgas Tinombala yang terdiri dari TNI dan Polri atas kinerjanya dalam membekuk kelompok Santoso," kata Panglima TNI di sela-sela Penganugerahan Tanda Kehormatan kepada Pangab Singapura Letjen Perry Lim, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa petang.