Dibutuhkan Sinergi Antarlembaga untuk Cegah Inflasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) memberikan apresiasi terhadap sinergi yang baik antara Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB), Badan Pusat Statistik NTB, serta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB dalam mengantisipasi inflasi yang hampir terjadi setiap tahun saat menjelang Idul Fitri.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Kunspek Komisi XI ke NTB, Soepriyatno kepada Parlementaria, Jumat, (9/6). Ia ingin melihat langsung koordinasi dan sinergi antara BI NTB, BPS NTB dan TPID NTB untuk menangani inflasi daerah termasuk peredaran rupiah di daerah karena jangan sampai ini menjadi persoalan.
"Kita cukup bahagia karena koordinasinya mantap dan mampu menjaga inflasi di tingkat yang baik, sehingga masyarakat tidak dirugikan,” ujar Soepriyatno.
Politikus Gerindra ini pun berharap sinergi yang baik ini dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya. Mengingat, menurutnya antisipasi inflasi di NTB selalu menjadi lebih baik di setiap tahunnya.
“Kami melihat ini kinerja dari BI, BPS dan TPID sangat baik. Ini bisa dijadikan contoh bagi daerah lainnya. Tahun lalu sudah baik ya, dan sekarang saya kira juga lebih baik. Di NTB ini, inflasinya cukup terjaga dengan baik. Ini penting,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI Willgo Zainar juga berharap selain mampu menjaga inflasi, BI diharapkan juga mampu menjaga ketersediaan uang kartal selama Idul Fitri. Mengingat kebutuhan tersebut sangat besar di setiap tahunnya.
“Inflasi di NTB terkendali ya. Kita berharap ketersediaan uang kertas juga agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, karena menjelang lebaran kebutuhan uang kartal ini meningkat dan alhamdulillah BI sudah menyiapkan,” ujar Willgo.
Kerja sama yang baik antara BI, TPID dan BPS juga mendapatkan apresiasi dari anggota Komisi XI Wilgo sehingga sinergi yang baik ini harus tetap dilanjutkan. Wilgo merasa cukup bagus BI, TPID dan BPS bekerja baik. Adanya Satuan Tugas (Satgas) Pangan ini memperkuat lagi sehingga kerja lebih terintegrasi dan inflasi terkendalikan.
Selain itu Willgo juga berharap agar produksi yang dihasilkan di NTB untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan di daerah lain. Hal ini penting agar sinergitas antar daerah dalam menghadapi Idul Fitri dapat berjalan efektif.
“Kita harapkan beberapa produk dari NTB bisa membantu memenuhi kebutuhan di daerah lainnya. Sehingga membutuhkan database yang terintegrasi, dan kebutuhan di NTB bisa disupply dari daerah lainnya dalam waktu cepat,” kata Willgo.
Dalam kesempatan tersebut juga, Kepala Regional III Bank Indonesia, Mirmansyah menjelaskan bahwa rata-rata inflasi selama Ramadhan cenderung lebih tinggi ketimbang setiap bulannya. Menurutnya, inflasi di wilayah timur seperti NTB masih lebih rendah ketimbang inflasi di daerah barat, khususnya Sumatera.
“Rata-rata inflasi Ramadhan maupun lebaran cenderung lebih tinggi dibandingkan rata-rata setiap bulannya. Berdasakan wilayah, inflasi Sumatra tercatat lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya,” ujar Mirmansyah.