Komisi VIII Dukung IAIN Palu Menjadi UIN

dpr
Wakil Ketua Komisi VIII Noor Achmad.
Rep: Ali Mansur Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Noor Achmad menyatakan senang dan bangga melihat perkembangan IAIN Palu. Selain infrastruktur yang disiapkan, jumlah dosen 180 orang, Guru Besar sebanyak 4 orang, Doktor 65 orang, sisanya master, sehingga tidak ada lagi dosen yang berkualifikasi S1.


Melihat kondisi itu maka Komisi VIII tidak akan ragu-ragu untuk memback-up apa yang diinginkan IAIN Palu menjadi UIN, tegas Noor Achmad, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/8)
 
Hanya saja, kata politisi Golkar ini, untuk menjadi UIN guru besarnya perlu ditambah. Meski demikian Komisi VIII sekarang ini sedang konsern untuk pengembangan perguruan tinggi (PT) di Indonesia Timur. Belum lama ke NTB, dan ke Palu dan alkhamdulillah laporan dari Rektor luar biasa sehingga Komisi VIII tidak ragu-ragu mendukung IAIN Palu menjadi UIN.
 
Perjuangan gigih Komisi VIII, ujar Noor Achmad, ketika menjumpai Wapres Yusuf Kalla soal rencana membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dengan mengusulkan anggaran 88 miliar, tapi Komisi VIII menolaknya. DPR RI mengajukan syarat supaya utang-utang kepada guru yang mendapatkan dana sertifikasi harus dibayar lebih dulu.
 
"Itu persyaratan utama dan atas perjuangan Komisi VIII utang tersebut sudah dibayarkan sebanyak Rp 4,6 triliun," kata dia.
 
Syarat lain, ujarnya, Komisi VIII juga minta supaya jangan menomorduakan UIN atau IAIN yang sudah ada. Kemudian adanya UIII jangan sampai mengkerdilkan atau membonsai pada UIN, STAIN atau IAIN. Justru perguruan-perguruan Islam itu harus diperkuat. Ditegaskan pula, IAIN Palu ini bagian terpenting bagi perjuangan Komisi VIII untuk meningkatkan kualitas PT-PT di lingkungan Kementerian Agama.
 
"Setelah ada perkembangan dengan disediakannya lahan 124 ha maka dalam periode DPR sekarang diharapkan sudah ada hasilnya," ujar Noor Achmad
 
Sementara itu, rektor IAIN Palu Zaenal Abidin menjelaskan, pihaknya mengutamakan infrastruktur termasuk semua dosen miliki kualitas bagus, maka tidak terlalu lama untuk mengubah menjadi UIN. Pasti tim yang turun akan mengatakan, IAIN Palu layak menjadi UIN," kata dia.
 
Menurutnya, saat ini di kawasan Indonesia Timur hanya ada 1 UIN Alaudin, padahal wilayahnya ada 9 Provinsi. Sementara di Jatim satu Provinsi ada 2 UIN, di Sumatera hampir semuanya sudah UIN dari Aceh, Medan, Palembang, Jambi hingga Lampung. Sedangkan di Indonesia Timur baru satu UIN. Karena baru satu maka IAIN Palu ingin menjadi UIN yang kedua.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler