Tangan Dingin Dalic Cetak Sejarah untuk Kroasia
Pengalaman melatih pelatih 51 tahun itu hanya di tiga klub lokal Kroasia.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kroasia baru debut menjadi peserta Piala Dunia 1998 lalu. Negara pecahan Yugoslavia itu langsung melangkah ke empat besar di Piala Dunia Prancis. Saat itu langkah Kroasia terhenti oleh tuan rumah di semifinal.
Sampai Piala Dunia 2014 di Brasil, tim berjuluk The Blazers itu tak mampu lagi mengulang kisah sukses untuk menerobos ke empat besar Piala Dunia. Piala Dunia edisi 2002 di Korea Selatan dan Jepang, Piala Dunia 2006 Jerman, Piala Dunia Brasil 2014, Kroasia mentok di penyisihan grup. Sudah berkali-kali Federasi Sepak Bola Kroasia gonta-ganti pelatih mulai dari Slaven Bilic, Niko Kovac, sampai Ante Cacic tak jua membuat prestasi Kroasia membaik di Piala Dunia.
Cacic dipecat pada 2017 lalu karena hasil kurang memuaskan di Piala Eropa 2016 dan kurang meyakinkan di kualifikasi Piala Dunia 2018. Untuk mengganti Cacic, Federasi Sepak Bola Kroasia membuat perjudian dengan memercayakan kursi pelatih kepala kepada pria yang kurang dikenal di sepak bola Eropa, yaitu Zlatko Dalic.
Sudah sejak 2010 lalu Dalic merantau ke sepak bola Timur Tengah. Sebelum dipulangkan ke Kroasia, Dalic melatih klub Abu Dhabi Al Ain. Sebelumya ia melatih Al-Faisaly dan Al Hilal di Arab Saudi.
Sebelum itu, pengalaman melatih pelatih 51 tahun itu hanya di tiga klub lokal Kroasia Varteks, Rijeka, dan Slaven Belupo. Ada juga satu klub Albania bernama Dinamo Tara yang sempat setahun dilatih Dalic. Melihat curriculum vitae (CV) yang kurang mentereng Dalic dibandingkan pelatih lain yang ikut di Piala Dunia, wajar bila banyak yang mempertanyakan siapa itu Zlatko Dalic.
Walau hanya melatih di Timur Tengah, Dalic sudah punya banyak medali. Ia pernah membawa Al Ain juara Piala Presiden Uni Emirat Arab dan Liga UEA. Pada tahun 2016, Dalic nyaris saja memenangkan trofi Liga Champions Asia. Sayang, timnya kala itu kalah oleh wakil Korea Selatan, Jeonbuk Motors.
''Kroasia melaju sampai final karena tim ini dalam generasi yang bagus. Saya banyak dibantu pemain-pemain berkelas yang ada di tim ini,'' kata Dalic usai mengalahkan Inggris di semifinal, Kamis (12/7) dini hari WIB tadi, dikutip dari laman resmi timnas Krosia.
Pemain Kroasia Luka Modric memeluk pelatih Zlatko Dalic setelah timnya mempecundangi Inggris 2-1 di semifinal Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, Rabu (11/7) waktu setempat.
Kroasia untuk pertama kalinya maju ke final Piala Dunia. The Blazers mengalahkan Inggris di semifinal dengan skor 2-1. Menuju partai puncak di Rusia, Kroasia tidak tersentuh kekalahan.
Di tangan Dalic, Kroasia selalu menang sejak babak penyisihan grup. Tergabung di Grup D bersama Nigeria, Argentina, dan Islandia, Kroasia selalu menang. Bahkan favorit juara Argentina dihajar 3-0 oleh Kroasia.
Di fase knock-out, perjalanan Kroasia sedikit berbau keberuntungan. Tim kotak-kotak ini memenangkan partai 16 besar dan perempat final lewat babak adu penalti. Tapi jangan salah. Kroasia bisa memaksakan adu penalti berkat mental yang begitu kuat. Pada laga 16 besar, Kroasia tertinggal dulu 0-1 oleh Denmark. Di perempat final, Kroasia juga sempat tertinggal oleh gol tuan rumah Rusia.
Mental seperti itu juga terlihat melawan Inggris. Kroasia sempat tertinggal lewat gol cepat pemain Inggris Kiean Trappier.
Tak pernah melatih timnas dan klub besar Eropa membuat Dalic juga tak pernah menghadapi pemain-pemain besar yang rentan sulit meredam ego. Kroasia bermaterikan pemain-pemain klub raksasa Eropa. Ivan Rakitic di Barcelona, Luka Modric di Madrid, Mario Mandzukic di Juventus, dan Dejan Lovren di Liverpool.
Tapi ternyata Dalic tidak grogi dengan anak-anak asuhnya itu. Ia justru mampu menyatukan tekad semua pemain Kroasia untuk membuat bangga negara yang hanya berpenduduk 4 juta jiwa itu.
Dalic sebenarnya tak pernah terbayang akan melatih tim yang bisa melangkah ke final Piala Dunia. Tapi kini Dalic tak mau merendah. Ia menyebut emosi dirinya dan semua pemain Kroasia sudah sangat kompak untuk mencatatkan sejarah menjuarai Piala Dunia.
''Tak pernah saya bayangkan akan berlaga di final Piala Dunia. Kroasia memang negara yang membuat segala kemungkinan terjadi. Kami akan membuat yang terbaik buat empat juta rakyat kami,'' ujar Dalic.
Dalic akan memacu kemampuannya menyusun strategi dan meningkatkan semangat Luka Modric dan kawan-kawan untuk satu laga lagi di Rusia. Apalagi kalau bukan partai final menghadapi Prancis di Stadion Luzhniki, Kota Moskow, Ahad (15/7).