Dubes Myanmar Harap RS Indonesia di Rakhine Segera Dibuka
Dubes Myanmar untuk Indonesia Ei Ei Khin Aye berharap RS Indonesia di Rakhine segera dibuka
JAKARTA -- Dubes Myanmar untuk Indonesia Ei Ei Khin Aye berharap rumah sakit yang dibangun di Mrauk U, Rakhine State, Myanmar, dapat segera diresmikan dan dibuka. Hal ini disampaikannya saat menerima kunjungan Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad di Kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Selasa (3/3).
Dubes Myanmar Ei Ei Khin Aye memberikan apresiasi atas kedatangan MER-C untuk menginformasikan perkembangan rumah sakit. Dia juga mengucapkan terima kasih atas upaya pembangunan rumah sakit di Rakhine State, Myanmar.
"Ini suatu hal yang mulia, membangun rumah sakit yang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat di sana. Ini adalah suatu keputusan yang konstruktif," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (4/3).
Menurut Ei Ei Khin Aye, pembangunan rumah sakit di wilayah Rakhine State membutuhkan upaya yang besar. Terlebih, wilayah Rakhine State seperti di Mrauk U di mana rumah sakit berada, di Minbya, dan sekitarnya hingga saat ini masih terjadi konflik antara tentara Myanmar dan tentara Arakan. "Kami sangat mengapresiasi dapat selesainya pembangunan rumah sakit di Rakhine State," katanya menambahkan.
Sarbini juga mengucapkan terima kasih atas akses, kerja sama, dan kesempatan yang telah diberikan Pemerintah Myanmar untuk membangun Rumah Sakit Indonesia. Dia mengatakan, saat awal pembangunan tidak sedikit yang meragukan program ini dapat terwujud. "Namun, kita lihat sekarang rumah sakit ini sudah berdiri," ungkap Sarbini.
Rumah Sakit Indonesia dibangun atas kerja sama MER-C, PMI, dan Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia). Rumah sakit ini merupakan simbol dari kebinekaan Indonesia yang terdiri atas berbagai macam agama. Sarbini memaparkan, bangunan rumah sakit sudah selesai dibangun oleh MER-C pada November 2019.
Saat ini rumah sakit dalam proses pengadaan dan instalasi alat kesehatan oleh PMI. "Kami berharap kerja sama yang ada antara Indonesia dan Myanmar dapat terus berlangsung meskipun rumah sakit telah diserahkan, seperti pelatihan bagi tenaga medis lokal yang akan bertugas," tutur Sarbini.