Gunakan TKA China, Sejumlah Proyek Smelter Terancam Macet

Beberapa target penyelesaian proyek smelter akan direvisi

Smelter (Ilustrasi)()
Rep: Intan Pratiwi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus corona melebar saat ini berpotensi mengganggu proyek pembangunan smelter di Indonesia. Jika wabah corona berlangsung lama, maka target beroperasinya smelter bisa mundur dari target.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menjelaskan pemerintah telah memproyeksikan keterlambatan hilirisasi jika dampak Covid-19 terus berlangsung. Covid-19 membuat hilirisasi melambat, beberapa target penyelesaian pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter pun akan direvisi.

“Tenaga kerja dari sana (China), kemungkinan success ratio berkurang bisa jadi. Jadi mundur selesainya, nggak jadi 2022,” kata Bambang ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (11/3).

Menurut Bambang, saat ini pemerintah sedang mengkalkulasi berapa smelter yang akan mengalami kemunduran target penyelesaian. Dia juga menjelaskan bahwa corona menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi menjadi semakin melambat.

“Kemungkinan ada (mundur target pembangunan), Iya karena corona, karena pertumbuhan ekonomi dunia juga,” kata Bambang.

Pemerintah sebelumnya menargetkan pada 2022 sebanyak 52 smelter selesai dibangun dan mulai beroperasi. Target tersebut sebenarnya menurun dibanding target awal yakni 68 smelter.

Penurunan target itu disebabkan larangan ekspor nikel, dimana banyak pelaku usaha terlalu mengandalkan ekspor untuk mendapatkan dana membangun smelter.

Dari 52 smelter, sebanyak 17 diantaranya sudah terbangun dan beroperasi saat ini. Sisanya, 35 smelter lagi yang masih belum terbangun.

Sebanyak 31 smelter sekarang telah terdata ditambah dua smelter milik PT Freeport Indonesia terdiri dari satu smelter tembaga dan satu smelter anoda slime. Kemudian dua smelter lainnya milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara, terdiri dari satu smelter tembaga dan smelter anoda slime.


Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler