Penumpang Bandara Sultan Iskandar Muda Terus Berkurang
Jumlah penumpang di Bandara Sultan Iskandar Muda turun karena dampak corona.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang di Aceh Besar menyebutkan jumlah penumpang pesawat udara semakin berkurang akibat wabah virus corona baru atau Covid-19.
"Saat ini, per hari sekitar 2.400 hingga 2.500 penumpang. Bila dibanding kondisi normal periode yang sama 2019, masih bisa 3.400 penumpang per hari," ujar Executive General Manager Kantor Cabang Bandara Sultan Iskandar Muda, Indra Gunawan, Rabu (11/3).
Ia mengatakan ke-2.500 orang penumpang pesawat tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga penumpang dari dua kota di luar negeri, yakni Kuala Lumpur dan Penang di Malaysia. Penurunan jumlah penumpang ke Aceh tersebut akibat kekhawatiran terkena wabah Covid-19 sehingga maskapai mengurangi frekuensi penerbangan karena tingkat isian berkurang.
Ia mengakui penurunan jumlah penumpang pesawat yang mencapai seribuan orang itu terjadi sejak peristiwa kecelakaan pesawat komersil rute domestik di Tanah Air, dan pemberlakuan harga tiket pesawat dengan tarif tinggi. "Kecelakaan pesawat dan harga tiket mahal, beberapa penerbangan sudah mulai tidak beroperasi lagi. Sekarang kita tinggal 22 penerbangan lagi per hari baik yang datang dan berangkat. Jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, mencapai 30 penerbangan per hari," ujarnya.
Ia telah bekerja sama dengan operator setempat, yakni pemberlakuan tarif rendah agar orang tidak malas berpergian dan lebih menahan diri di rumah mereka. "Memang dari situ, airlines (maskapai penerbangan) dan bandara membuat semacam insentif. Dan telah kita berlakukan," kata Indra.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah segera memberikan insentif untuk maskapai dalam rangka menggenjot sektor pariwisata yang terdampak wabah virus corona jenis baru. "Ini akan dikonsultasikan ke Pak Presiden," katanya akhir bulan lalu.
Budi menyebutkan insentif yang diberikan pada maskapai ini berasal dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan bahan bakar avtur sehingga masyarakat bisa memperoleh diskon tiket pesawat. "Ada insentif dari AP 1, AP 2, ada insentif dari avtur lalu ketiganya itu di bundling berapa diskon yang akan diberikan jadi angkanya belum ketemu," ujarnya.