Jubir: Jumlah Terinfeksi Corona Masih akan Terus Meningkat

Peningkatan ini dinilai lazim pada fase awal munculnya virus Covid-19 di Tanah Air.

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (kiri) berbincang dengan Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo (kanan) usai memberikan keterangan terkait penanganan virus corona di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Rep: Sapto Andika Candra Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akserelasi penambahan jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Indonesia terus meningkat. Dalam satu hari ini saja, Rabu (18/3), terjadi peningkatkan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 55 orang. Artinya, total ada 277 kasus positif Covid-19 di Indonesia dengan jumlah kematian menjadi 19 orang dan pasien yang sembuh sebanyak 11 orang.

"Memang saat ini sedang akselerasi untuk menjadi semakin naik jumlah penderita. Ini kita maklumi dan menjadi gambaran yang lazim di beberapa negara lain terkait fase-fase awal dari munculnya kasus positif Covid-19," kata juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam keterangan pers, Rabu (18/3).

Yuri beranggapan bahwa kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 yang signifikan dalam beberapa waktu mendatang merupakan pola yang lazim terjadi di negara lain pada fase awal penyebaran Covid-19. Malah, Yuri memprediksi Indonesia akan menghadapi jumlah penderita Covid-19 yang makin bertambah pesat, tetapi diharapkan rentang waktunya tidak terlalu lama.

"Diharapkan pada April (2020) kita sudah melihat hasilnya dan kita berharap ini sudah mulai terkendali. Tapi, saat sekarang memang betul sedang naik karena kontak tracing kita melakukan secara intens sehingga kita menemukan semakin banyak kasus ini," kata Yuri. 

Penambahan pasien positif Covid-19, menurut Yuri, disebabkan dua hal. Pertama adalah tracing atau penelusuran terhadap siapa pun orang yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 gencar dilakukan. Kedua, ujar Yuri, makin tinggi kesadaran masyarakat untuk secara mandiri memeriksakan diri.

"Ini sebuah tantangan besar kita. Kesadaran masyarakat semakin meningkat. Tentunya sarana fasilitas agar mereka bisa dicek melalui lab bisa kita tingkatkan," katanya.

Pemerintah perlu membuktikan bila memang pelayanan tes Covid-19 berjalan baik di lapangan. Berdasarkan pantauan Republika pada Senin (16/3) lalu, banyak orang dengan pemantauan (ODP) Covid-19 yang tidak diberi layanan pemeriksaan tes lanjutan saat melapor ke posko di RSPI Sulianti Saroso.

Baca Juga


Sebagian besar orang yang mengaku sempat melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 dan memiliki gejala hanya diberi saran melakukan karantina diri di rumah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler