Kasus Corona Naik, Italia akan Larang Olahraga Luar Ruangan

Pemerintah Italia mengancam akan melarang semua latihan di luar ruangan

Angelo Carconi/EPA
Petugas medis berjalan di Roma saat Italia tengah dilanda virus corona. Pemerintah Italia mengancam akan melarang semua latihan di luar ruangan karena kasus corona terus naik. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah Italia mengancam akan melarang semua latihan di luar ruangan saat jumlah kematian akibat virus corona melonjak, Rabu (18/3). Upaya ini dilakukan ketika ada sejumlah warga yang menentang perintah penguncian skala nasional (lockdown).

Italia adalah negara Barat pertama yang memberlakukan pembatasan kepadanya warganya untuk menekan angka penyebaran virus. Namun, sepekan setelah pembatasan diberlakukan, virus corona  masih menyebar dan rumah sakit di utara justru kekurangan fasilitas.

Jumlah kematian nasional melonjak menjadi 475 orang menjadi 2,978 selama 24 jam terakhir. Ini adalah peningkatan terbesar dalam hal angka sejak wabah pertama kali muncul di Italia pada 21 Februari. Jumlah total kasus yang dikonfirmasi tumbuh sebesar 4.207 menjadi 35.713.

"Saya percaya bahwa dalam beberapa jam mendatang kita harus mempertimbangkan kemungkinan larangan total untuk kegiatan di luar ruangan," Menteri Olahraga Vincenzo Spadafora.

Keputusan pemerintah melakukan lockdown melarang semua perjalanan yang tidak penting. Akan tetapi aturan masih memungkinkan orang untuk melakukan latihan harian sendiri di luar ruangan. Hanya saja, peraturan itu akan diubah ketika banyak warga yang melanggar.

Polisi telah menindak lebih dari satu juta orang selama sepekan terakhir. Kementerian Dalam Negeri mendapatkan catatan kriminal dari kepolisian sebanyak 43 ribu karena melanggar aturan.

"Jika panggilan untuk tinggal di rumah tidak diperhatikan, kami akan dipaksa untuk memberlakukan larangan absolut," kata Spadafora.

Dalam dekrit berturut-turut awal bulan ini, pemerintah meminta restoran, bar, dan sebagian besar toko tutup hingga 25 Maret. Selain itu, pemerintah menutup sekolah dan universitas serta meminta semua orang tinggal di rumah kecuali benar-benar penting hingga 3 April.

Baca Juga


Akan tetapi jika insiden penambahan kasus baru tidak melambat dalam beberapa hari mendatang, pemerintah mungkin memperpanjang penguncian yang sudah berjalan. "Saya tidak tahu apakah langkah-langkah akan diperpanjang melampaui 3 April. Kami akan membuat keputusan berdasarkan jumlah dan peristiwa. Saya tidak bisa mengesampingkannya. Kami akan melihat dalam beberapa hari mendatang," kata Menteri Infrastruktur Paola De Micheli.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler