Pemprov Jabar Tetap Buka Mudik Gratis Meski Hadapi Corona

Pemprov Jabar mengaku mudik gratis harus disiapkan di tengah ketidakpastian corona.

Republika/Wihdan
Mudik Gratis (ilustrasi)(Republika/Wihdan )
Rep: Arie Lukihardianti Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, kembali menggelar program mudik gratis untuk Lebaran tahun ini meskipun tengah menghadapi virus corona. Menurut Kepala Dishub Jabar, Hery Antasari, sebanyak 130 bus dan 2 rangkaian kereta api disiapkan untuk mudik gratis tersebut. Alokasi anggarannya, disiapkan dari APBD Jabar. 

Baca Juga


"Tahun ini Armada yang kami siapkan memang meningkat dari tahun lalu. Kan tahun lalu hanya 90 bus dan satu rangkaian kereta," ujar Hery kepada Republika.co.id, Kamis (19/3).
 
Hery mengatakan, tahun ini jumlah armada mudik gratis yang disiapkan meningkat dari tahun sebelumnya, dengan pertimbangan karena ketertarikan masyarakat untuk menggunakan armada mudik gratis ini sangat tinggi. Sehingga, tahun lalu banyak yang tak kebagian jadi tahun ini ditingkatkan.
 
Namun, menurut Hery, tahun ini pendaftaran mudik gratis ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk menghindari pengumpulan massa dan antrean, maka Dishub Jabar membuka pendaftaran lewat online.
 
"Hari ini kami mulai membuka pendaftaran online," katanya.
 
Hery mengaku, memang di tengah mewabahnya virus corona saat ini ada ketidakpastian. Tapi, Dishub Jabar akan tetap mempersiapkan dahulu program mudik gratis ini.
 
"Ada keberangkatan atau tidak, mau nggak mau saya harus persiapkan. Saya tak mau berspekulasi berandai-andai. Keberangkatan mudik gratis tetap kita programkan," katanya. 
 
Hery menegaskan, untuk menjalankan program mudik gratis di tengah wabah corona, pihaknya tetap melakukan kehati-hatian. Bahkan, karena waspada covid-19, pendaftaran diubah menjadi sistem online. 
 
"Keputusan keberangkatan lihat situasi 2 bulan ke depan. Kami menunggu kebijakan dari pimpinan. Yang jelas, hak masyarakat untuk mudik gratis kalau harus dibatalkan ya nanti saja keputusannya tapi tak akan membuat proses pendaftaran berhenti," ujarnya.
 
Hery pun mengimbau, semua perusahaan yang biasa menggelar mudik gratis tetap mempersipakan. Kalau sudah ada keputusan dari pemerintah secara menyeluruh, baru akan dipertimbangkan. 
 
Dalam mengantisipasi penyebaran corona ini, Hery mengaku telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya, dengan mengumpulkan semua perusahaan auto bus dan membuat surat edaran ke terminal-terminal agar wasapada. Isi edaran tersebut, meminta terminal mengintensifkan proses pembersihan dan kesehatan lingkungan dengan menyemprot menggunakan disinfektan. 
 
"Edaran sudah diberikan ke semua pengusaha bus. Ini Masih harus berjalan," katanya.
 
Bahkan, kata dia, ASN di lingkungan Dishub Jabar sendiri, banyak yang sudah bekerja di rumah yakni, hampir 70 persen karyawan bekerja di rumah. 
 
"Tinggal 30 persen saja yang bekerja di Kantor. Yakni, Kepala Dinas dan eselon 3 masih ngantor," katanya.
 
Sementara itu, untuk mencegah penyebaran virus corona, Dinas Perhubungan Kota Bandung menghentikan sementara bus Bandros (Bandung Tour on Bus) dan bus sekolah. Selain itu, Dishub secara rutin juga menyemprotkan disinfektan ke bus Tans Metro Bandung (TMB).
 
"Setelah Surat Edaran Wali Kota Bandung keluar, sehari berikutnya Bandros dan bus sekolah diberhentikan. Itu berlaku hingga ada pencabutan instruksi," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Angkutan, Ade Surya di sela-sela penyemprotan disinfektan TMB di Terminal Cicaheum, Kamis (19/3).
 
Ade mengatakan, TMB masih beroperasi dengan normal. Namun, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, disediakan hand sanitizer di setiap bus TMB. Bus TMB juga telah disemprot disinfektan.
 
Cairan "hand sanitizer" diisi secara rutin agar para penumpang bisa menggunakannya. 
 
"Jadwal penyemprotan disinfektan setiap tiga hari sekali. Tetapi sekarang jadi dua hari sekali. Bahkan jika memungkinkan setiap hari. Sehingga saat bus sudah bersih saat melayani masyarakat," ujar Ade.
 
Kendati demikian, Ade mengakui jika pihaknya belum bisa memeriksa suhu badan calon penumpang TMB. Hal itu karena keterbatasan peralatan.
 
"Kami memang belum memiliki alat pengukur suhu tubuh. Nanti kita akan coba berkoorniadi dengan Dinas Kesehatan atau instansi terkait lainnya," katanya.
 
Selain TMB, Ade mengungkapkan, pihaknya juga menata Boseh (Bandung Bike Sharing). Saat ini, ia tengah mengkaji titik-titik yang kurang peminatnya. 
 
"Di titik-titik tertentu yang kurang peminat, untyuk sementara akan kita tarik," kata Ade.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler