Pabrikan Mobil di Eropa Pun Ikut Tutup Terdampak Corona

Fiat Chrysler jadi yang pertama menutup pabrik sejak 15 Maret.

Ubergizmo
Fiat Chrysler Automobile.(Ubergizmo)
Rep: Eric Iskandarsjah Z Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Persebaran corona di berbagai belahan dunia telah berdampak signifikan terhadap industri otomotif. Mengingat, beberapa brand global merupakan brand yang memiliki aktivitas di sejumlah wilayah yang terdampak. Aktivitas produksi beberapa jenama pun terpaksa harus berkompormi dengan pandemi.

Dilansir dari Autocar pada Kamis (19/3), Dampak corona bagi industri otomotif mulai terasa signifikan pada Maret 2020. Pabrik pertama yang melakukan kompromi dengan pandemi adalah pabrik milik Fiat Chrysler Automobiles.

Pasalnya, Fiat Chrysler Automobiles mulai melakukan penutupan pabriknya di Eropa pada 15 Maret. Penutupan sementara itu rencananya dilakukan hingga 27 Maret. Fiat Chrysler Automobiles memiliki enam pabrik di Eropa mulai dari di Italia, Polandia dan Serbia.

Selanjutnya, pada 16 Maret, Ford melakukan penutupan sementara untuk fasilitas produksi di Valensia. Penutupan itu dilakukan karena tiga pegawai di pabrik itu positif terkena corona. Hal ini pun memaksa Ford untuk melakukan langkah strategis dalam menekan persebaran corona di Valensia.

Selain itu, Ford pun mulai menangguhkan proses produksi di Eropa pada 19 Maret. Kebijakan yang akan diterapkan selama beberapa pekan itu mencakup sejumlah pabrik Ford di Jerman dan dan Rumania.

Berikutnya, pada 18 Maret, giliran Rolls-Royce yang menyatakan sikap. Pabrikan mobil mewah itu memutuskan untuk melakukan penangguhan proses produksi mulai 23 Maret. Rencananya, jenama Inggris itu akan melakukan penangguhan selama dua pekan.

Pimpinan Rolls-Royce, Torsten Müller-Ötvös mengatakan, keputusan ini memang bukan keputusan yang mudah. "Tapi keselamatan dan kesehatan pegawai adalah hal yang jadi prioritas Rolls-Royce. Kami adalah komunitas yang sangat kuat dalam Home of Rolls-Royce sehingga kami sangat memperhatikan seluruh pegawai kami," kata Torsten Müller-Ötvös.

Di satu sisi, ia juga meyadari bahwa Rolls-Royce juga merupakan jenama yang memperhatikan pelanggan. Sehingga, keputusan ini otomatis juga akan mengganggu kenyamanan konsumen. Namun, ia berharap para pelanggan dapat memahami situasi sulit ini.

Masih di hari yang sama, Toyota pun melakukan hal serupa untuk pabrik yang terletak di Eropa. Sedangkan BMW saat ini masih merencanakan untuk melakukan penangguhan produksi di Eropa dan Afrika Selatan. Rencananya, penangguhan itu mulai berlaku pada akhir pekan ini hingga 19 April.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler