Nadiem Siapkan 5 Strategi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Hasil strategi pendidikan Nadiem diharapkan bisa terlihat pada 2024-2025.

Antara/Seno
Sejumlah siswa membaca buku di kereta perpustakaan (Rail Library) di Stasiun Sempolan, Silo, Jember. ilustrasi
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyiapkan lima strategi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan standar internasional Programme for International Student Assessment (PISA). Nadiem berharap, kelima strategi besar ini nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasilnya akan terlihat pada 2024-2025.

Strategi pertama yang akan dilakukan yakni mengubah standar penilaian UN menjadi asesmen kompetensi minimum yang sesuai PISA. Standar penilaian akan menjadi global yaksi PISA.

“Soal-soalnya pun melekat dengan PISA tapi karena PISA hanya untuk usia 15 tahun maka kami akan menurunkan ke SD, SMP SMA. Jadi ada setiap jenjang mengikuti standar internasional, yaitu PISA dalam pemetaan pendidikan karena UN standarnya lokal, tapi assesment pendidikan kita internasional,” ucap Nadiem.

Baca Juga



Kedua, pemerintah juga akan melakukan transformasi kepemimpinan sekolah. Sehingga guru-guru terbaik yang menjadi kepala sekolah di berbagai daerah mendapatkan fleksibilitas dan otonomi dalam penggunaan anggaran dan penggunaan teknologi untuk meminimalisir beban administrasi.

“Sehingga mereka bisa fokus kepada mentoring guru-guru di dalam sekolah mereka,” ujar Nadiem.

Ketiga, Mendikbud akan meningkatkan kualitas pendidikan profesi guru sehingga dapat mencetak guru dengan kualitas yang baik. Nadiem menyebut, Kemendikbud juga akan membuka program profesi guru lokal dan internasional.

“Kami akan membuka program profesi guru lokal dan internasional dan akan menciptakan alumni-alumni yang lebih baik lagi karena ada banyak guru-guru PNS yang pensiun setiap tahunnya. Jadi pabrik guru kita harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya,” kata dia.

Ia menilai, pelatihan guru saat ini lebih bersifat teoritis. Karena itu, Nadiem meminta juga dilakukan pratik dan pelatihan-pelatihan dengan sekolah yang memiliki kualitas yang lebih baik.

Keempat, melakukan transformasi pengajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Kurikulum yang disusun pun juga harus fleksibel dan sederhana, serta berorientasi kompetensi. Pembelajaran juga dapat dibantu melalui platform-platform online.

Dengan demikian, ia berharap tak semua murid mengerjakan tugas yang sama, namun sesuai dengan kemampuannya.

“Sekarang karena banyak silabus dan kebijakan mengajar sangat ketat, banyak guru-guru yang tidak bisa mengajar dengan tingkat kemampuan siswa,” kata dia.

Kelima, Kemendikbud akan meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan, baik organisasi, perusahaan, dan kemitraan lainnya. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

“Kami percaya partisipasi masyarakat, organisasi, perusahaan-perusahaan yang punya passion di pendidikan, efek teknologi start up-start up di pendidikan semua dirangkul untuk menyasar pendidikan pembelajaran siswa,” ujar Nadiem.

Nadiem mengatakan, skor rata-rata Indonesia dalam PISA 2018 menurun di tiga bidang kompetensi, utamanya di bidang literasi. Setiap tiga tahun, yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, 2012 dan seterusnya bagi siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar, yaitu membaca, matematika dan sains.

Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2001. Pada setiap siklus, terdapat 1 domain major sebagai fokus studi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler