Warga China Beri Penghormatan Korban Meninggal Covid-19

Lebih dari 3.300 orang China wafat karena Covid-19.

AP Photo/Ng Han Guan
Warga China Beri Penghormatan Korban Meninggal Covid-19. Warga mengantre dengan menerapkan jarak fisik di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Warga China mengheningkan cipta selama tiga menit untuk para pasien yang meninggal dunia akibat virus corona jenis baru atau Covid-19, Sabtu (4/4). Pada pukul 10.00 waktu setempat, warga China berdiri sambil menundukkan kepala selama tiga menit untuk menghormati lebih dari 3.300 orang yang meninggal karena Covid-19.

Tak hanya itu, mobil, kereta api, dan kapal membunyikan klakson dan sirine. Pemerintah China mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda duka. Di Wuhan, lalu lintas dihentikan selama tiga menit untuk mengheningkan cipta.

Dilansir BBC, pemerintah menyatakan, penghormatan tersebut juga ditujukan bagi 14 pekerja medis yang meninggal dunia ketika berada di garda depan dalam melawan Covid-19. Pemberian penghormatan itu bertepatan dengan festival tahunan Qingming, yakni sebuah festival di mana jutaan keluarga menghormati leluhur mereka.

Kasus pertama Covid-19 terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun lalu. Sejak saat itu, virus tersebut menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari satu juta orang. Virus itu juga telah menyebabkan hampir 60 ribu orang meninggal dunia.

China pertama kali menginformasikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kasus pneumonia dengan penyebab yang belum diketahui pada 31 Desember 2019. Kemudian, pada 18 Januari jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat menjadi 60, namun para ahli memperkirakan jumlah sebenarnya mendekati 1.700.

Dua hari kemudian, jumlah kasus infeksi meningkat lebih dari tiga kali lipat dan terdeteksi di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen. Meledaknya virus corona bertepatan dengan libur Imlek yang biasanya menjadi momen mudik bagi warga China. Sejak saat itu, virus mulai menyebar dengan cepat di Asia dan Eropa, hingga akhirnya mencapai setiap sudut dunia.

Dalam beberapa minggu terakhir, China telah mulai melonggarkan pembatasan perjalanan dan jarak sosial. Akhir pekan lalu, sebagian daerah di Wuhan telah dibuka kembali setelah diisolasi selama lebih dari dua bulan.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler