Hampir Setengah Miliar Orang Terancam Jatuh pada Kemiskinan

Dampak ekonomi pandemi Covid-19 dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia.

Oxfam
Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Oxfam Jose Maria Vera
Rep: Lintar Satria Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hampir setengah miliar orang berada di jurang kemiskinan karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang disebabkan pandemi virus korona. Kecuali bila negara-negara kaya mengambil 'aksi mendesak' untuk membantu negara berkembang.

Baca Juga


Menjelang tiga pertemuan ekonomi penting pekan depan, Oxfam sudah meminta negara-negara kaya untuk segera bertindak untuk membantu negara berkembang. Jika hal itu tidak dilakukan maka menjadi kemunduran dalam pertarungan melawan kemiskinan yang sudah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun.

"Dampak ekonomi pandemi dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia, tapi masyarakat miskin di negara miskin yang sehari-hari sudah kesulitan untuk bertahan hidup hampir tidak memiliki jaring pengaman untuk menghentikan mereka jatuh ke jurang kemiskinan," kata Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Oxfam Jose Maria Vera, Kamis (9/4).

Dalam laporan yang berdasarkan penelitian  King’s College London dan the Australian National University, Oxfam memperingatakan sekitar enam sampai delapan persen populasi dunia terancam jatuh pada kemiskinan. Sebab pemerintah menutup hampir seluruh sektor perekonomian mereka demi menahan laju penyebaran virus.

Oxfam menyontohkan karantina wilayah di negara-negara Barat menyebabkan lebih dari satu juta buruh garmen Bangladesh yang 80 persennya perempuan diberhentikan atau dirumahkan tanpa pesangon. Karena banyak pesanan di pabrik-pabrik tempat mereka bekerja dibatalkan atau ditunda.

Oxfam meminta pemimpin-pemimpin dunia untuk menyepakati paket bantuan ekonomi demi membantu negara dan masyarakat miskin. Menteri Keuangan negara-negara Group 20 akan menggelar pertemuan pekan depan, begitu pula International Monetary Fund dan Bank Dunia. 

Salah satu langkah yang Oxfam rekomendasikan adalah menunda pembayaran hutang negara-negara berkembang senilai 1 triliun dolar AS pada tahun 2020 ini. Mereka mengatakan dengan langkah itu pemerintah Ghana dapat memberikan bantuan tunai 20 dolar AS per bulan kepada 16 juta anak-anak, difabel dan orang lanjut usia selama enam bulan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler