Auditor Temukan Mark Up Skandal Barcagate

Akun palsu dan serangkaian bot digunakan dalam skandal Barcagate.

REUTERS/Juan Medina
Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu
Rep: Anggoro Pramudya Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Prahara di kursi direksi Barcelona memasuki tahap baru setelah auditor asal Inggris PricewaterhouseCoopers (PwC) melakukan pemeriksaan dalam kasus I3 Ventures. Pada Februari lalu, program Cadena SER QueThiJugues mengungkapkan bahwa perusahan agensi media I3 Ventures telah dikontrak oleh kubu Barcelona untuk meningkatkan profil dewan publik, khususnya Presiden Josep Maria Bartomeu.

Baca Juga


Akun palsu dan serangkaian bot digunakan untuk praktik ini. Pada praktiknya, akun-akun sosial media tersebut menjelekkan para pemain aktif Barcelona yang menentang keputusan Bartomeu atau kebijakan klub. 

Akun-akun itu awalnya milik database Nicestream, sebuah perusahaan induk dari I3 Ventures. Harian Spanyol El País menemukan cerita yang menghubungkan mereka ke halaman Facebook yang juga mengunggah potongan hal-hal negatif yang berdampak pada citra berbagai pemain Barca.

Meski Bartomeu dan Barcelona menyangkal soal skandal Barcagate itu, namun posisi dewan klub tetap tersudut. Apalagi nama-nama besar semacam Lionel Messi dan Gerard Pique sudah angkat bicara.

Audit aktivitas jasa monitoring media sosial telah dilakukan secara mandiri oleh PwC. Mereka mengaku menemukan fakta kemungkinan mark-up atas kesepakatan klub dengan agen sosial media tersebut.

"Dalam proses audit ini, PWC memastikan bahwa biaya I3 Ventures lebih dari nilai pasar, dan menyimpulkan apabila biaya yang wajar untuk pekerjaan seperti ini akan menelan ongkos antara 120 ribu euro hingga 150 ribu euro. Akan tetapi Barcelona total melakukan pembayaran lebih dari ketentuan seharusnya, yaitu sebesar 980 ribu euro," demikian pernyataan Pwc dikutip AS, Ahad (12/4).

Perusahan yang berdomisili di Inggris (PwC) juga menunjukkan rencana pembayaran dengan biaya dibagi dalam jumlah kecil untuk menghindari kontrol hierarki keuangan klub. Sebab, semua pengeluaran lebih dari 200 ribu euro membutuhkan persetujuan lebih tinggi.

Skandal yang menyeret nama Bartomeu kembali muncul setelah pengunduran diri enam pejabat klub. Salah satunya, Emili Rousaud menjelaskan kepada media tentang praktik haram Barca dengan I3 Ventures.

Dalam pernyataannya Rousaud juga merekomendasikan agar ketika keadaan pandemi virus corona berakhir Barcelona segera menggelar pemilihan presiden baru.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler