Boris Johnson Pulang dari Rumah Sakit
Johnson akan melanjutkan masa pemulihan di rumah dinas Chequers.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dilaporkan sudah dipulangkan dari rumah sakit, laman reuters melaporkan, Ahad (12/4). Ia akan mulai menjalani masa pemulihan dari COVID-19 di rumah dinas Chequers.
"Atas anjuran dari tim medis, Perdana Menteri tidak akan langsung kembali bekerja. Dia menyampaikan banyak terima kasih kepada staf di St Thomas untuk perawatan luar biasa yang diterimanya," tulis kantor pemerintahan dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Johnson (55) dilarikan ke Rumah Sakit St Thomas, London pada 5 April karena terus mengalami gejala penyakit infeksi virus Covid-19 setelah sepekan melakukan perawatan mandiri di rumah. Pada 6 April, dia dipindahkan ke ruang rawat intensif (ICU).
Pada 9 April, keadaan Johnson dilaporkan membaik sehingga dia dapat keluar dari ICU. Momen tersebut digunakan untuk menyampaikan bahwa dirinya berutang budi kepada para staf di rumah sakit.
Johnson rehat sejenak dari pekerjaan kenegaraannya. Sementara, para menteri Inggris mendapat tekanan untuk menjelaskan bagaimana angka kematian nasional akibat wabah itu naik begitu cepat.
Dalam dua hari berturut-turut, Inggris melaporkan kasus kematian di rumah sakit yang meningkat tajam, hingga lebih dari 900 pasien. Bahkan pada Jumat (10/4), angkanya tercatat 980 kasus, melebihi catatan kematian tertinggi di Italia khususnya pusat wabah COVID-19 wilayah Eropa.
Pemerintah Inggris harus dapat menjelaskan langkah mereka, termasuk melakukan tes yang dinilai jauh lebih sedikit jumlahnya di antara negara-negara di Eropa. Kemudian, mengeluarkan perintah karantina wilayah yang dianggap lambat.
Para menteri juga belum mengeluarkan pernyataan permohonan maaf secara resmi atas kekurangan alat-alat pelindung bagi tenaga medis di rumah sakit. Sebagai tanda situasi darurat, Ratu Elizabeth II menyampaikan pesan keduanya kepada bangsa bahwa virus corona tidak akan menang.