Warga Hong Kong Mulai Langgar Pembatasan Sosial

Hong Kong belum mencabut larangan pertemuan publik lebih dari empat orang.

AP Photo/Kin Cheung
Sebagian warga Hong Kong menikmati suasana di luar rumah, Ahad (12/4). Untuk menekan penyebaran virus corona jenis baru, Hong Kong masih memberlakukan aturan larangan sosial.
Rep: Dwina Agustin Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Orang-orang di Hong Kong mulai memadati pantai, kapal feri, dan pulau-pulau terpencil pada Ahad (12/4). Banyak warga melanggar larangan pertemuan lebih dari empat orang yang bertujuan menahan penyebaran virus corona di wilayah itu.

Kondisi cuaca cerah membuat banyak orang memutuskan untuk keluar rumah dan mengunjungi daerah-daerah populer di Hong Kong selama akhir pekan panjang libur Paskah. Mereka juga keluar rumah tanpa menggunakan masker.

"Kami selalu tinggal di rumah dan itu sangat membosankan," kata warga Hong Kong bernama Banny Mak.

Pria berusia 24 tahun ini mengatakan, mereka adalah makhluk sosial, sehingga dia memutuskan untuk keluar mencari hiburan. "Saya pikir dengan perlindungan yang tepat (untuk) diri kita sendiri dan untuk melindungi orang lain. Saya pikir sudah baik-baik saja untuk keluar,” katanya.

Hong Kong telah mencatat 1.005 kasus Covid-19 dan telah menewaskan empat orang di kota itu. Meski begitu, warga merasa penyebaran virus telah berkurang dan sudah dapat keluar rumah untuk mencari kesenangan.

Padahal, pemerintah Hong Kong belum mencabut larangan pertemuan publik lebih dari empat orang selama 14 hari sejak 29 Maret. Keputusan itu diberlakukan setelah laporan peningkatan harian terbesar dan pembatasan pertemuan pun diperpanjang hingga 23 April.

Polisi telah terlihat di beberapa tempat populer Hong Kong, meskipun tidak ada tanda-tanda atau laporan penangkapan. Keputusan warga yang keluar rumah menjadi ancaman baru dalam upaya Hong Kong menekan laju penyebaran yang sebelumnya mendapatkan pujian dari banyak pihak.

"Saya agak takut ketika berada di MTR (metro) ... ada begitu banyak orang. Saya prihatin, tapi saya memakai masker dan membawa alkohol (disinfektan) dan sebagainya," kata warga Hong Kong, Irene Chong.

Dalam sebuah unggahan Facebook pada Sabtu, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mendesak warga untuk mematuhi perintah sosial. Dia mengancam pemerintah akan meningkatkan pemeriksaan untuk menahan upaya pelanggaran bagi warga yang ketahuan makan di restoran.

“Tapi yang paling penting adalah bahwa pelanggan menuruti aturan. Saya harap semua orang akan merasa nyaman saat makan, dan pulang lebih awal," kata Lam, dikutip dari Reuters.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler