Konsumsi Protein untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa
Protein dinilai baik untuk menjaga daya tahan tubuh atau imun tubuh saat puasa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Koordinator Satgas NU Peduli Covid-19, dr Makki Zamzami menyarankan agar umat Islam yang akan berpuasa di bulan Ramadhan nanti untuk mengonsumsi makanan berprotein hewani, khususnya saat sahur. Karena, menurut dia, potein hewani sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah situasi Covid-19.
Dia mengatakan, saat sahur masyarakat sebaiknya mengkonsumi makanan yang bisa memuat energi jangka panjang. Menurut dia, makanan tersebut idealnya terdiri dari beragam jenis nutri, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
“Makanan protein itu bagus buat daya tahan tubuh, protein hewani terutama di tengah wabah seperti ini ya. Dari telur itu juga bagus, itu protein hewani. Kemudian daging juga, terutama yang kurang lemaknya,” ujar Makki yang juga menjabat sebagai bendahara di Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) ini saat dihubungi Republika, Senin (14/4).
Selain itu, menurut dia, pada waktu sahur masyarakat juga bisa meminum susu dan juga mengonsumsi serat dari buah atau sayur. “Itu akan sangat bagus sekali. Dan bisa juga diiringi dengan beberapa buah-buahan sebagai vitaminnya,” ujar dr Makki.
Pada kesempatan itu, dr Makki menjelaskan, puasa tidak akan memperlemah sistem daya tahan tubuh. Justru, menurut dia, daya tahan tubuhnya akan meningkat, sehingga dapat terhindar dari virus Covid-19 yang saat ini tengah mewabah di Indonesia.
“Secara prinsip puasa itu tidak memperlemah daya tubuh kita. Karena daya tubuh kita itu cukup dengan makanan seimbang, lalu melakukan aktifitas fisik secara rutin, kemudian istirahat yang cukup, kurangi stres, dan hindari merokok,” ujar dr Makki.
Menurut dia, jika semua itu dilakukan secara teratur maka imun tubuh seseorang yang berpuasa akan tetap terjaga. “Jadi dengan puasa justru daya tahan tubuh kita akan semakin kuat, karena tubuh ini kita dilatih secara proses yang tadinya kita makan ngemil makan ngemil, terus mulai ditata dalam proses makanan,” ujar dr Makki.