Mesir Perpanjang Jam Malam Hingga Ramadhan

Ramadhan tahun ini diperkirakan akan dimulai pada 24 April.

AP
Mesir Perpanjang Jam Malam Hingga Ramadhan. Pasukan keamanan memagari Alun-alun Tahrir menjelang jam malam sebagai langkah pencegahan wabah virus corona di Kairo, Mesir, Ahad (29/3). Sejak awal Maret, pemerintah telah menutup sekolah, masjid, gereja, dan situs arkeologi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Jam malam di Mesir diperkirakan akan diperpanjang hingga Ramadhan. Juru bicara Kabinet Nader Saad menyebut, bulan suci Ramadhan mulai berjalan minggu depan.

"Langkah ini datang dalam upaya untuk membendung penyebaran pandemi coronavirus," ujar Nader Saad dikutip di situs resmi Ahram, Jumat (17/4).

Negara ini telah memberlakukan kebijakan jam malam sejak 25 Maret. Awalnya jam malam berlaku pukul 19.00 hingga 06.00. Namun saat ini, kebijakannya dari pukul 20.00 hingga 06.00.

Ramadhan tahun ini diperkirakan akan dimulai pada 24 April. Dalam bulan suci Islam, biasanya menjadi waktu untuk pertemuan sosial dan keagamaan di malam hari, setelah acara buka puasa saat matahari terbenam.

Pemerintah Mesir juga telah menutup masjid karena krisis Covid-19. Ini menjadi salah satu dari sejumlah langkah mengurangi penyebaran virus, termasuk menangguhkan sekolah dan universitas.

Saad menambahkan, semua kafe, bioskop, teater tetap ditutup selama bulan suci ini. Tenda Ramadhan di semua tempat, di mana biasanya orang berkumpul untuk makan iftar harian atau makanan lainnya, akan ditangguhkan.

Juru bicara kabinet mencatat, komite yang bertanggung jawab untuk mengelola krisis Covid-19 akan menentukan jam malam untuk bulan ini di kemudian hari. "Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk menahan penyebaran virus dan tidak akan membiarkan setiap halangan," kata Saad.

Sebelumnya, Kementerian Wakaf Mesir menyebut akan tetap menutup masjid di seluruh wilayah sampai tidak ada lagi kasus virus Covid-19 baru terdeteksi. Hal ini disampaikan kementerian dalam sebuah keterangan resmi, Rabu (15/4).

"Penutupan masjid dan penangguhan shalat jamaah terus diterapkan sampai alasan penutupan tidak ada lagi dan tidak ada kasus baru yang dilaporkan," kata Menteri Wakaf Mesir, Mukhtar Gomoa.

Ia menambahkan, melaksanakan ibadah shalat Jumat berjamaah meski ada kebijakan penutupan merupakan tindakan yang salah dan dosa. Hal tersebut melanggar batas agama dan negara.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler