BI Yakin Aktivitas Ekonomi yang Berbeda Tekan Inflasi
Covid-19 mendorong untuk aktivitas ekonomi berbeda sehingga bisa menekan inflasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri akan lebih rendah dari biasanya, karena Covid-19. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan Covid-19 mendorong untuk aktivitas ekonomi berbeda dari biasanya sehingga bisa menekan inflasi.
"Perkiraan kami April dan Mei tahun ini akan lebih rendah dari historisnya," katanya dalam konferensi virtual, Rabu (23/4).
Perry mengatakan bulan April-Mei masih masa panen sehingga pasokan komoditas pokok mencukupi. Pemerintah juga menjamin kecukupan dari komoditas utama sehingga mendukung terkendalinya inflasi.
Selain itu, permintaan barang juga akan lebih rendah karena mobilitas manusia lebih rendah terimbas Pembatasan Sosial Berskala Besar (BSBB) dan larangan mudik. Estimasi inflasi April akan sekitar 0,22 persen (mtm) dan 2,82 persen (yoy).
Kontributor inflasi April diantaranya bawang merah, emas perhiasan, gula pasir. Sementara kontributor deflasi seperti cabe merah, daging ayam, telur. Pemantauan inflasi dilakukan di 46 kantor cabang BI di seluruh Indonesia.
"Laporannya inflasi terkendali rendah, beras sudah masa panen, jadi produksi dalam negeri beras meningkat, termasuk komoditas lain," katanya.
Perry mengakui memang ada hambatan distribusi karena Covid-19. Namun pemerintah berkomitmen menjaga pasokan pangan sehingga inflasi terkendali dan berada dalam sasaran inflasi 2-4 persen pada 2020.