PO di Terminal Pulogebang Hadapi Lonjakan Penumpang

Banyaknya sopir bus yang libur membuat antrean penumpang mengular di terminal.

Antara/Asep Fathulrahman
Banyaknya sopir bus yang libur membuat antrean penumpang mengular di terminal. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah perusahaan otobus (PO) di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, kewalahan melayani lonjakan penumpang. Para penumpang tersebut akan pulang kampung sehari menjelang Ramadhan 1441 Hijriyah/2020 Masehi, Kamis (23/4).

Kondisi itu dipicu oleh sebagian besar sopir bus yang tidak masuk kerja karena ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sementara itu, masyarakat yang hendak pulang ke kampung makin banyak berdatangan ke Terminal Terpadu Pulo Gebang sejak pagi hingga sore hari.

Antrean sepanjang kurang lebih 30 meter terjadi di beberapa loket PO karena operator menerapkan ketentuan jarak aman selama wabah Covid-19. Penumpang tidak bisa langsung memasuki ruangan pembelian tiket sebab dibatasi hanya sampai pintu masuk ruangan.

Seorang calon penumpang bernama Narlisman (47) mengatakan, petugas PO meminta seluruh pembeli tiket untuk menunggu kedatangan bus. "Kata petugas, menunggu busnya datang dulu. Tapi, enggak tahu sih sampai berapa lama menunggunya," ujar penumpang bus tujuan Purwokerto itu.

Sejumlah petugas PO di area pemberangkatan bus menginformasikan bahwa sebagian sopir dibatasi jam kerjanya. "Ini berkaitan dengan kebijakan pembatasan kuota penumpang 50 persen dari kapasitas kursi di dalam bus," kata Doni, pegawai PO Sinar Jaya.

Saat ini petugas terminal sangat selektif memilah pemberangkatan bus di pintu keluar. Maksimal hanya ada 18 penumpang untuk bus berkapasitas 36 tempat duduk.

Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji, mengatakan, jika sebelumnya hanya 400-500 penumpang per hari, hingga siang tadi jumlahnya melonjak hingga 840 orang yang akan pulang kampung. "Memang beberapa PO agak kewalahan. Keterlambatan bus karena kekurangan pengemudi," katanya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler