Beratnya Puasa Orang Terdahulu

Orang terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad berpuasa tanpa sahur.

Wikipedia
Beratnya Puasa Orang Terdahulu
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Al-Baqarah ayat 183 disebutkan kewajiban berpuasa Ramadhan itu kewajiban umat Islam sebagaimana umat terdahulu. Padahal, puasa umat terdahulu lebih berat daripada puasa yang diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad.

Firman Arifandi dalam bukunya Tanya-Tanya Seputar Ramadhan mengatakan, seperti diterangkan dalam tafsirnya, Imam Ali Asshobuni menukil riwayat At-Thabari terkait puasanya orang-orang terdahulu.

"At-Thabari Meriwayatkan dari Ad-duy bahwa dia berkata: "Telah diwajibkan pula bagi orang Nasrani puasa bulan Ramadhan, diwajibkan bagi mereka tidak makan dan minum setelah bangun dari tidurnya, dan diharamkan bagi mereka menikahi wanita di bulan Ramadhan, maka puasa Ramadhan bagi mereka sangatlah berat, sehingga mereka menggantinya kadang di musim dingin dan musim panas. Ketika mereka menyadari kesulitan ini, akhirnya mereka bersepakat meletakan puasa Ramadhan di antara musim dingin dan panas, yaitu musim semi, dan mereka berkata 'Akan kami tambahkan puasa selama 20 hari sebagai penebus dengannya atas apa yang telah kami perbuat, maka mereka menjadikan total puasa Ramadhan menjadi 50 hari'."

"Kalau kita bayangkan, betapa beratnya puasa Ramadhan umat terdahulu terutama kaum Nasrani," kata Firman.

Mereka harus memulai puasa tanpa sahur setelah terbangun dari tidur. Bayangkan saja jika mereka tidur pukul 20.00 lalu terbangun pukul 01.00 karena ingin ke toilet, maka sejak detik itu waktu berpuasa sudah dimulai dan harus sabar tidak makan hingga waktu maghrib. Belum lagi larangan menikah di bulan Ramadhan bagi umat Nasrani terdahulu, ini tentunya membuat siksaan hidup makin berlipat ganda.

Jadi sangat berbeda puasa orang terdahulu dengan puasa yang disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad yang tidak ada larangan menikah meskipun di bulan Ramadhan. Namun, bagi pengantin baru di bulan Ramadhan ada ujian kesabaran di siang hari.

Setelah membahas bagaimana puasa orang terdahulu, lalau siapa saja tokoh orang terdahulu yang berpuasa? Firman mengatakan, di antara tokoh orang terdahulu yang melakukan puasa adalah Nabi Adam, Nabi Daud, dan Maryam.

Baca Juga


Puasa Nabi Adam dikisahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa Nabi Adam AS puasa selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun. Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Adam berpuasa tiap tanggal 10 Muharram sebagai ungkapan syukur lantaran Allah mengizinkannya bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah.

"Sebuah pendapat menyebutkan, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada saat ia diturunkan dari surga oleh Allah SWT," katanya.

Firman mengatakan, bagaimana puasa Nabi Daud semua sudah mengenalnya. Nabi Daud berpuasa berselang-seling satu hari.

"Jadi puasa Nabi Daud secara zig-zag yang sehari puasa sehari tidak," katanya.

Puasa ini kata Firman, yang kemudian kita kenal dengan puasa Daud yang mana hal ini dahulunya memang telah disyariatkan bagi Nabi Daud AS. Puasa ini, kata Firman, yang kemudian kita kenal dengan puasa Daud yang mana hal ini dahulunya memang telah disyariatkan bagi Nabi Daud AS.

Bahkan puasa versi nabi Daud ini dikenal sebagai jenis puasa sunnah yang disukai oleh Allah SWT sebagaimana tertuang dalam hadits, "Dari Abdullah bin Amru ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Sholat (sunnah) yang paling dicintai oleh Allah adalah sholat (seperti) Nabi Daud as. Dan puasa (sunnah) yang paling dicintai Allah adalah puasa (seperti) Nabi Daud AS. Beliau tidur separuh malam, lalu shalat sepertiganya dan tidur seperenamnya lagi. Beliau puasa sehari dan berbuka sehari. (HR. Bukhari).

Terakhir, orang terdahulu yang berpuasa adalah Maryam. Puasa versi Maryam adalah puasa yang paling berbeda dari yang lainnya. Jenis puasa yang disyariatkan kepada Maryam sekalipun hanya sekali dalam hidupnya dianggap paling unik, yaitu puasa tidak berbicara kepada manusia.

Sebagaimana termaktub dalam Surah Maryam ayat 26 yang artinya "Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."

Tips puasa sehat di tengah pandemi covid-19. - (Republika.co.id)
 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler