China Minta Teori Konspirasi tak Dipakai Ungkap Asal Corona
China menegaskan virus corona bukan berasal dari laboratorium di Wuhan.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Wakil Menteri Luar Negeri Cina Le Yucheng kembali menegaskan bahwa virus corona baru penyebab Covid-19 bukan berasal dari laboratorium di Wuhan. Terkait hal itu, dia meminta publik mendengarkan keterangan para ahli dan tak menggunakan teori konspirasi.
Le mengatakan penyingkapan sumber virus corona adalah masalah sains yang serius dan kompleks. Hal itu harus dikaji dan diteliti oleh para ilmuwan serta pakar medis.
“Sesuatu yang aneh sekarang adalah bahwa beberapa tokoh politik, yang diduga ekonom dan intelijen, memberikan laporan sensasional soal sumber Covid-19. Secara luas dikonfirmasi oleh para ahli bahwa Covid-19 bukan dari laboratorium,” ujar Le saat diwawancara NBC yang trasnkripnya diterbitkan Kementerian Luar Negeri Cina pada Kamis (30/4).
Dia mengatakan 27 ahli profesional telah menyatakan Covid-19 bermula secara natural dan tidak disintesis secara artifisial. Keterangan mereka diterbitkan di Lancet, jurnal medis kredibel.
“Kita perlu mendengarkan para ahli, bukan politisi. Kita perlu menghormati sains dan menahan diri dari menggunakan teori konspirasi,” ujar Le.
Amerika Serikat (AS) adalah pihak pertama yang secara terbuka menyampaikan kecurigaan dan dugaannya bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIV). Oleh sebab itu, Washington menyerukan penyelidikan independen untuk menguak asal-usul virus dan cara penyebarannya.
Pada Rabu (29/4), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kembali mendesak Cina membuka akses ke laboratorium WIV. Dia menyebut dunia perlu memahami bagaimana pandemi Covid-19 bermula.
"Kami masih belum mendapatkan akses, dunia belum memperoleh akses ke WIV di sana. Kita tidak tahu persis dari mana virus ini berasal," kata Pompeo dalam sebuah konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS.
Dia menyebut kekhawatiran AS terkait keamanan laboratorium di China tetap ada. "Ada beberapa laboratorium yang terus melakukan pekerjaan, kami pikir, pada patogen menular di China hari ini dan kami tidak tahu apakah mereka beroperasi pada tingkat keamanan untuk mencegah hal ini terjadi lagi," ujarnya.