Sejarah Banten, Sejak Zaman Purba Hingga Islam

Menurut sejarah, Banten sudah dihuni manusia sejak zaman purba

tangkapan layar wikipedia.org
(ilustrasi) Masjid Agung Banten di kesultanan banten abad ke-19
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banten tidak hanya terkenal sebagai salah satu kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa Barat, atau sebagai pusat niaga setelah Malaka dikuasai Portugis pada 1511. Sejarah Banten jauh lebih kaya dari itu. Dalam buku Ragam Pusaka Budaya Banten, para arkeolog dan sejarawan mencatat, Banten sudah ditinggali sejak zaman purba.

Baca Juga


Salah satu buktinya adalah ditemukannya artefak berupa alat batu di situs Cigeulis, Pandeglang. Diperkirakan, alat-alat berupa kapak sederhana dari batu itu digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Selain kapak, di masa selanjutnya juga ditemukan beliung persegi. Bentuk yang sama, masih digunakan suku asli Papua hingga kini.

Selain itu, juga ditemukan peninggalan semasa masyarakat Banten masih menyembah roh nenek moyang, seperti menhir. Salah satu kompleks menhir di Banten ada di sekitar lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Situs bernama Sanghyang Heuleut itu berdekatan dengan arca yang dijuluki Sanghyang Dengdek.

Banten juga terpengaruh kebudayaan yang mengambil latar agama Hindu dan Buddha. Diduga, pengaruh ini sudah masuk ke Banten sebelum abad ke-5 dengan ditemukannya prasasti Munjul yang berhuruf India kuno (Palawa) dengan bahasa Sansekerta. Isinya ternyata mengatakan, daerah Munjul menjadi salah satu daerah kekuasaan Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara, Bogor.

Sejumlah arca juga turut ditemukan di sekitar Banten, seperti Ganesha, Siva, dan Durga yang sudah tidak utuh lagi. Ada pula arca sapi atau nandi, yang dikenal sebagai wahana atau kendaraan Wisnu, salah satu dewa dalam agama Hindu. Yang cukup unik adalah penemuan genta pendeta asal situs Salangsari di lereng Gunung Pulosari.

Genta ini terbuat dari perunggu dengan ornamen hiasan yang kaya. Tak luput juga disebutkan adanya situs Gua Pertapaan Banten Girang.

Barulah kemudian budaya bercorak Islam masuk di pesisir Banten dan meninggalkan sejumlah situs megahnya. Selain Surosowan, Kaibon, dan Masjid Raya Banten, sejumlah situs menarik lainnya yang tak jauh dari kompleks Banten Lama adalah Masjid Kasunyatan, Masjid Pecinan, Masjid Kenari, Jembatan Rante (ini seperti Jembatan Kota Intan di daerah Kota Tua, Jakarta), situs Danau Tasikardi, wihara Avalokitecvara, dan benteng Speelwijk yang terkenal itu.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler