Data Tokopedia Bocor, Pengguna Harus Segera Lakukan Ini
Data Tokopedia Bocor, Pengguna Harus Segera Lakukan Ini
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meminta penjelasan dari platform waralaba digital Tokopedia atas kabar mengenai kebocoran data penggunanya. Sebelumnya, dikabarkan Tokopedia mengalami kebocoran data sebanyak 15 juta pengguna.
Lebih lanjut, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate menyatakan akan memanggil direksi Tokopedia.
"Terkait permasalahan ini, saya telah meminta Dirjen Aptika untuk memanggil direksi Tokopedia agar memberikan penjelasan terkait hal ini. Pertemuan akan dilakukan Senin, tanggal 4 Mei," kata Johnny dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/5/2020).
Baca Juga: Data Pengguna Bocor, Perintah Menkominfo ke Tokopedia: Investigasi Internal
Kemenkominfo juga mengimbau masyarakat tetap menjaga keamanan akun masing-masing.
"Masyarakat sebaiknya rutin mengganti password dan tidak mudah percaya dengan pihak lain yang meminta password maupun kode OTP," lanjutnya.
Menurut Johnny, password dan OTP hanya dibutuhkan oleh sistem. "Jadi kalau ada permintaan password atau OTP dari perseorangan, sudah dipastikan itu penipuan," imbuhnya.
Menkominfo pun mengingatkan adanya penipuan yang menggunakan phising atau penipuan dengan cara mengelabui untuk mencuri akun pribadi.
"Saat ini banyak penipuan mengunakan phising. Sebelum kita mengklik tautan yang kita terima lewat email, pastikan keaslian alamat email pengirim. Cara membaca alamat email dari belakang ke depan," jelasnya.
Baca Juga: Cara Cek Data Akun Tokopedia Bocor atau Tidak Via Haveibeenpwned
Saat ini dugaan data breach akun pengguna Tokopedia tengah ditangani dengan menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019.
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, Tokopedia masuk dalam jajaran perusahaan yang datanya bocor menurut laman haveibeenpwned.com. Pantauan terakhir, laman tersebut menuliskan 12.115.583 akun Tokopedia bocor.
Data yang bocor berupa alamat email, gender, tanggal lahir, nama, bahkan kata sandi. Pengguna yang memiliki kata sandi yang sama untuk setiap akun yang dibuat diharapkan untuk mengganti kata sandi demi keamanan dan privasi pengguna.