Taufik Hidayat Dedikasikan THA untuk Dunia Bulu Tangkis
Taufik mengungkapkan banyak orang di PBSI yang tidak mengerti bulu tangkis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak masih aktif bermain hingga kini, Taufik Hidayat kerap melontarkan kritik pedas terhadap banyak pihak. Khususnya PBSI selaku induk organisasi olahraga tepok bulu ini.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube yang dipandu Deddy Corbuzier, Senin (11/5), dan sudah disaksikan lebih dari 1,4 juta orang, Taufik membuat pernyataan yang akan membuat beberapa orang di PBSI memerah kupingnya.
Pasalnya, Taufik mengungkapkan banyak orang di PBSI yang tidak mengerti bulu tangkis. Ia juga mengungkapkan dirinya ibarat habis manis sepah dibuang. Setelah awalnya diajak dan memberi masukan, kemudian dirinya dibuang.
Peraih emas Olimpiade 2004 Athena ini juga menyindir Pelatnas Cipayung masih belum "nasional" karena masih membawa kepentingan klub maupun daerah. "Seharusnya kalau pelatnas semua baju dibuka, tidak ada nama klub dan daerah. Yang ada adalah demi merah-putih," ujarnya dalam wawancara tersebut.
Jauh sebelum itu, saat masih menjadi pemain, Taufik kerap tidak sepaham dengan PBSI. Saat pelatih yang sudah melatih Taufik sejak usia 16 tahun, Mulyo Handoyo, dikeluarkan dari PBSI pada tahun 2001, Taufik ngotot tetap ingin mempertahankan.
Bahkan Taufik sempat ikut berlatih di Singapura selama tiga bulan, mengikuti Mulyo Handoyo yang dipercaya menjadi pelatih di negeri tetangga tersebut. Namun kemudian ketika PBSI di bawah Chairul Tanjung ia dapat didamaikan dan kembali ke tanah air.
Namun di luar itu semua, Taufik memiliki kecintaan luar biasa dengan olahraga yang telah membesarkan namanya. Untuk mendedikasikan rasa cintanya, ia membangun Taufik Hidayat Arena (THA) di daerah Ciracas, Jakarta Timur.
"THA adalah bentuk dedikasi saya terhadap bulu tangkis. Yang saya bangun dengan uang saya, pemerintah hanya memberikan izin saja. Ada delapan lapangan yang digunakan sebagai akademi bagi pemain anak-anak yang juga bisa dimanfaatkan untuk kalangan umum," jelas Taufik. "Untuk akademi dibilang banyak juga tidak, tetapi ada. Kalau ada yang berbakat bisa diambil klub saya yang ada di Bandung. Di klub itulah digodok lagi, kalau bisa bersaing tentunya bisa masuk pelatnas."