Serie A dan FIGC Bahas Protokol Kesehatan
FIGC dikabarkan sepakat dengan sejumlah perubahan di protokol kesehatan yang ada.
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Kendati Liga Italia musim ini rencananya bakal kembali dilanjutkan pada 14 Juni mendatang, tapi ternyata masih ada beberapa hal yang masih belum disepakati oleh sejumlah pihak terkait.
Salah satunya adalah protokol medis atau protokol kesehatan yang nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi para pemain dan klub dalam menggelar latihan ataupun pertandingan.
Sebelumnya, sejumlah pemain, perwakilan klub, dan tim medis klub sempat menajukan protes terkait adanya beberapa poin dalam protokol kesehatan yang sebelumnya telah disusun oleh FIGC dan penyelenggara Liga Italia, Lega Serie A. Bahkan, ada beberapa poin yang dianggap tidak mungkin diterapkan dan diikuti oleh pihak klub.
Untuk itu, Lega Serie A rencananya akan melakukan diskusi dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan Federasi Kedokteran Olahraga Italia (FMSI) untuk melakukan sejumlah perubahan di protokol kesehatan. Diskusi ini rencananya akan digelar pada Jumat (15/5) waktu setempat.
''Nantinya hasil diskusi tersebut akan menjadi bahan dan upaya kami untuk membangun langkah konstruktif dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Olahraga, dan Komite Akademisi (CTS) dalam merancang protokol bersama atau protokol yang telah disepakati seluruh pihak,'' tulis keterangan Lega Serie A seperti dikutip Football Italia, Jumat (15/5) WIB.
FIGC dikabarkan sepakat dengan sejumlah perubahan di protokol kesehatan yang ada, tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim medis dari masing-masing klub kontestan Serie A.
Salah satu poin yang mengganjal dalam protokol kesehatan tersebut adalah kewajiban karantina selama 15 hari terhadap seluruh pemain dan staff pelatih apabila ditemukan satu orang yang positif Covid-19. Aspek ini kabarnya menjadi salah satu alasan Pemerintah Italia dan CTS masih menolak dua proposal protokol kesehatan yang sebelumnya diajukan oleh Lega Serie A dan FIGC.
Tidak hanya itu, ada pula keinginan dari pihak klub terkait salah satu poin dalam protokol kesehatan, terutama yang menyangkut potensi tuntutan hukum terhadap tim medis klub pada kemudian hari. Klub berharap, tim medis klub bisa dibebaskan dari potensi tuntutan hukum apabila ada satu pemain atau staff pelatih yang kedapatan terjangkit Covid-19.