Epidemiolog Ingatkan Risiko Penularan Corona di Pusat Niaga

Saat ini banyak warga memenuhi pusat niaga untuk kebutuhan lebaran.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Suasana aktivitas jual beli di kawasan Pasar Baru, Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Kota Bandung, Senin (18/5). Meski penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa Barat masih berlaku hingga 19 Mei 2020 mendatang, namun sebagian oknum pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperi di atas trotoar dan pinggir jalan
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Panji Fortuna Hadisoemarto mengingatkan bahaya penyebaran covid-19 di pusat niaga. Terlebih saat ini banyak warga yang berupaya memenuhi kebutuhan Lebaran.

"Gelombang pertama yang belum selesai ini juga berpotensi naik drastis jika tidak ada pengetatan PSBB dan malahan ada rencana pelonggaran PSBB di Jawa Barat, apalagi saat ini sudah banyak warga yang kembali berbelanja untuk keperluan lebaran, ini bisa memperluas penyebaran,” kata Panji, Senin (18/5).

Panji mengatakan, masyarakat harus memahami jika gelombang pertama penularan covid-19 di Indonesia belum tuntas. Termasuk di Jawa Barat (Jabar), meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan.

Menurutnya, penyebaran virus di pusat niaga seperti toko baju sangat mudah terjadi. Sebab, droplet dari pembawa virus (carrier) bisa menempel di permukaan benda-benda yang biasa disentuh pengunjung.

Ia menjelaskan, jika permukaan benda yang terkena droplet ini disentuh, maka virus dapat berpindah dan menginfeksi orang yang menyentuhnya.

“Potensi penyebaran (di pusat niaga) tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan,” ujar Panji.

Baca Juga


sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler