Twitter Imbau Pengguna Cek Fakta Kicauan Trump
Cek fakta bisa dilakukan dengan fitur khusus yang disediakan Twitter.
REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Twitter untuk pertama kalinya mengimbau para penggunanya untuk memeriksa fakta-fakta dalam kicauan yang dikirim oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Selasa (26/5). Fitur tersebut akan memperingatkan para pengguna bahwa salah satu klaimnya tentang surat suara yang dikirim adalah palsu dan telah dibantah oleh fakta yang tersedia.
Pemberitahuan tanda seru biru mendorong pembaca untuk "mendapatkan fakta tentang surat suara". Fitur itu akan mengarahkan pengguna ke halaman dengan artikel berita dan informasi dari pemeriksa fakta tentang klaim yang diberikan Trump.
"Trump membuat klaim yang tidak berdasar bahwa surat suara akan menyebabkan penipuan pemilih," kata sebuah judul di bagian atas halaman, mengutip reuters, Rabu (27/5).
Trump telah mengklaim dalam kicuan sebelumnya bahwa surat suara akan "secara substansial tercurangi" dan menghasilkan "pemilihan yang curang." Dia juga menyinggung gubernur California atas masalah ini, meskipun negara bukan satu-satunya yang menggunakan surat suara.
Twitter mengkonfirmasi ini adalah pertama kalinya perusahaan menerapkan label pada kicuan dari presiden. Keputusan ini didorong dari kebijakan "informasi menyesatkan" yang baru. Kebijakan tersebut diperkenalkan awal bulan ini.