Cara Mempertahankan Semangat Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan pada dasarnya dimaksudkan sebagai periode latihan untuk meraih ketaqwaan.

SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO
Cara Mempertahankan Semangat Ramadhan Sepanjang Tahun.
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan memang telah berlalu. Akan tetapi, semangat beribadah dan beramal di bulan suci itu tidak sepatutnya luntur pasca-Ramadhan.

Baca Juga


Semangat Ramadhan semestinya tetap terpelihara dan dipertahankan dalam keseharian di bulan-bulan selain Ramadhan. Dalam artikel yang diterbitkan di laman About Islam, dilansir pada Kamis (28/5), Dina Mohamed Basiony berbagi tips untuk mempertahankan semangat Ramadhan setelah bulan puasa usai.

Dina Mohamed Basiony adalah seorang penulis yang tinggal di Kairo, Mesir. Ia berspesialisasi dalam Islam dan spiritualitas. Dina meraih gelar MA dan BA dalam Jurnalisme dan Komunikasi Massa dari Universitas Amerika di Kairo.

Dina mengatakan, Ramadhan pada dasarnya dimaksudkan sebagai periode latihan untuk meraih ketaqwaan dan taqwa itu tidak untuk dipraktikkan selama bulan suci itu saja. Allah SWT memberi waktu selama satu bulan lamanya untuk mengubah diri manusia menjadi lebih baik, meninggalkan kebiasaan buruk, dan menerapkan hal yang baik.

Setelah Ramadhan berakhir, Dina menekankan itu menjadi momen untuk menunjukkan kepada Allah bahwa kita telah berbenah diri dan mengamalkan hal baik selama Ramadhan sepanjang tahun. Karena itulah, selepas Ramadhan, Dina mengatakan Muslim seyogianya senantiasa mengingat Allah dalam tindakan yang dilakukan secara spiritual, intelektual, dan fisik.

Secara spiritual, menurutnya, Muslim seyogyanya senantiasa berdzikir kepada Allah sepanjang waktu. Sebab, dzikir memiliki efek spiritual yang besar dan juga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Selain itu, Muslim seyogianya selalu mengucapkan istighfar (meminta ampunan), mempertahankan dzikir pada pagi dan sore hari untuk melindungi diri dari godaan syaitan dan marabahaya. Selanjutnya, berdoa kapan pun kita bisa.

 

Dina mengatakan, waktu terbaik untuk berdoa adalah saat sujud selama sholat, di waktu sepertiga malam, di hari Jumat di waktu sebelum Magrib, dan setelah mengucapkan dzikir dari setiap sholat. Kemudian, terapkan kebiasaan membaca Alquran setiap hari secara konsisten. Bahkan, jika hanya beberapa halaman Alquran setiap hari.

 

Secara intelektual, Dina menyarankan senantiasa mencari pengetahuan tentang agama. Misalnya, dengan mengikuti kajian atau pengajian. Jika tidak ada pengajian di lingkungan Anda, Anda bisa mendengarkan pengajian tentang agama secara daring. Misalnya, melalui situs seperti Bayyinah, Halaltube, Quran Weekly, dan lainnya.

Anda juga bisa mempelajari lebih lanjut tentang Alquran, sejarah Nabi, dan fiqih Islam. Dina mengatakan, agama Islam memiliki lautan pengetahuan yang terbuka untuk dipelajari semua orang. Hal ini guna semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Selanjutnya secara fisik, Dina mengingatkan agar kita menahan anggota tubuh seperti mata, telinga, dan lidah dari melakukan sesuatu yang tidak disukai Allah. Dina mengatakan, esensi taqwa pada dasarnya melakukan ketaatan kepada Allah dan menghindari sesuatu yang dimurkai Allah.

Hal itu bisa dilakukan dengan berhenti mengikuti konten atau unggahan yang tidak bermoral dan tidak bermanfaat di media sosial. Sehingga, anggota tubuh kita tidak jatuh dalam dosa dan perbuatan yang sia-sia.

Berdoa kepada Allah SWT (ilustrasi) - (Niranjan Shrestha/AP)

Dengan membebaskan diri dari hal-hal yang bisa membuat-buang waktu, kita bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal lain yang bermanfaat. Selanjutnya, prioritaskan sholat dari semua hal dalam hidup.

Dina mengatakan, sholat tepat waktu adalah prioritas. Ia mengingatkan tidak membiarkan hidup mengalihkan perhatian untuk menunda sholat. Sebab, Allah akan bertanya kepada manusia tentang catatan sholatnya terlebih dahulu di akhirat nanti.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika sholatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari sholat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR an-Nasa'i dan at-Tirmidzi).

 

Selanjutnya, cobalah untuk melaksanakan puasa sunnah. Misalnya, dengan puasa sunnah Senin dan Kamis. Selain manfaat spiritual, juga ada manfaat kesehatan yang didapat dari berpuasa. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler