'Prioritaskan Keselamatan Warga Terdampak Rob di Pesisir'
Ratusan rumah hingga saat ini masih tergenang limpasan air laut.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bencana rob yang melanda sejumlah daerah di kawasan pesisir utara atau pantai utara (pantura) Jawa Tengah, kembali menyita perhatian dari Gubernur Jawa Tengah. Pasalnya, ratusan rumah hingga saat ini masih tergenang limpasan air laut tersebut.
Akibatnya aktivitas sebagian warga di wilayah Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kota Pekalongan serta Kabupaten Demak terganggu oleh genangan rob. Tak terkecuali di wilayah pesisir utara Kota Pekalongan yang sampai hari ini masih menggenang di tiga kecamatan.
Menyikapi bencana ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah meminta semua bupati/wali kota yang terdampak untuk segera bertindak dengan mengutamakan keselamatan jiwa warga dan melakukan tindakan darurat penanganan. “Saya minta semua bupati/wali kota yang daerahnya terdampak rob untuk turun semuanya. Kami dari Provinsi juga akan membantu dan kita butuh kerja sama untuk menyelamatkan orangnya, sambil melakukan berbagai tindakan darurat penanganan,” katanya di Semarang, Kamis (4/6).
Gubernur menambahkan, untuk tindakan darurat yang dimaksud adalah cara penanganan yang bisa dilakukan saat ini. Masyarakat yang terdampak harus benar-benar diselamatkan dan diamankan.
Bantuan bagi kebutuhan warga terdampak sudah dikirimkan. Pimpinan daerah yang wilayahnya terdampak juga sudah mengusulkan untuk mengeluarkan stok bantuan yang ada dan telah diizinkan di tingkat Provinsi.
Akibat bencana rob tersebut, sejumlah masyarakat di kawasan pesisir utara Jawa Tengah yang terpaksa harus meninggalkan rumahnya untuk mengungsi. Kendati dalam situasi darurat tersebut, penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 tetap berjalan di tengah penanganan para pengungsi. “Saya sudah wanti-wanti, khususnya kepada para Kepala BPBD masing- masing agar pengungsi harus diatur,” lanjutnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, lanjut Ganjar, telah menyampaikan, bahwa saat ini sebagian wilayah jawa Tengah telah memasuki musim pancaroba sehingga gelombang laut cukup tinggi.
Sehingga air laut masuk ke daratan di saat beberapa tempat juga tengah menghadapi permasalah genangan rob. Maka butuh tindakan darurat penanganan warga terdampak, meskipun –sebenarnya-- rencana penanggulangan sistematis rob kawasan pesisir antura Jawa Tengah sudah dilaksanakan.
Seperti di kawasan pesisir Kota Pekalongan yang sudah dibuat tanggul raksasa --yang rencananya-- akan bisa diselesaikan dalam satu tahun anggaran dan menelan biaya sekitar Rp 90 miliar. “Kalau tidak salah anggarannya mencapai Rp 90 miliar, tetapi karena ada pandemi Covid-19, Kementerian melakukan refocusing anggaran dan saat ini proyek tersebut harus dilaksanakan dengan mekanisme multiyears,” katanya.
Langkah lain yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah juga sudah menggelar rapat tentang rencana kelanjutan proyek tersebut. Dinas terkait diminta segera bertemu dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terkait untuk membahas tindak lanjut proyek tersebut. Karena memang BBWS yang punya proyek tersebut dan Pemprov Jawa Tengah hanya suporting saja. “Namun begitu, saya harap proyek tanggul raksasa tersebut bisa segera dilanjutkan kembali,” tegasnya.
Salah seorang warga Pekalongan, Vian (32) yang dikonfirmasi mengungkapkan, sejumlah kawasan pesisir utara Kota Pekalongan saat ini masih dalam kondisi darurat bencana rob dan gelombang pasang. “Selain gelombang air laut melimpas masuk ke daratan, beberapa lingkungan yang dekat dengan garis pantai juga tergenang rob yang masih akan berlangsung hingga akhir bulan Juni ini,” jelasnya, melalui sambungan telepon.
Ia mengungkapkan, untuk genangan rob saat ini masih berlangsung, khususnya untuk wilayah pesisir Kota Pekalongan, terutama di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat.
Genangan Rob biasanya akan naik pada siang hari dan secara periodik mencapai puncak tertinggi pada sore hingga malam hari. “Pada puncak genangan air rob, di sejumlah titik kawasan pesisir bisa mencapai ketinggian lebih dari 60 centimeter,” tambahnya.
Kepala Satuan Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Samintha juga mengamini, potensi rob di wilayah pesisir Kota Pekalongan bakal mencapai puncaknya pada bulan Juni 2020 ini. “Ini berdasarkan informasi yang diterima BPBD Kota Pekalongan dari BMKG,” jelasnya.
Puncaknya diperkirakan bakal terjadi pada tanggal 11 dan 12 Juni ini. Namun rob masih akan berlangsung pada akhir bulan nanti. “Maka BPBD juga mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai,” tandasnya.
Cek Typo