Khutbah Masjid Cut Meutia: Hikmah Ujian Pandemi Corona

Jakarta menggelar sholat Jumat pertama di masjid di tengah pandemi corona.

Republika/Thoudy Badai
Khutbah Masjid Cut Meutia: Hikmah Ujian Pandemi Corona. Jamaah memanjatkan doa usai shalat jumat pada hari pertama masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (5/6). Masjid Cut Meutia kembali menggelar shalat jumat pertama setelah masa penguncian akibat COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh dan menjaga jarak fisik serta diisi hanya 50 persen kapasitas jemaah
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan jamaah mengikuti sholat Jumat pertama di Masjid Cut Meutia di tengah pandemi corona, Jumat (5/6). Dalam kesempatan itu, ratusan jamaah tampak khusyuk menyimak khutbah berkaitan corona sebagai ujian dari Allah.

Baca Juga


Candra Gunawan menjadi salah satu jamaah yang kembali menunaikan sholat Jumat disana. Ia mengikuti segala prosedur kesehatan yang diberlakukan pengurus masjid sebelum beribadah.

"Ya ikuti saja tadi cuci tangan dulu, dicek panas tubuh saya, terus disemprot (disinfektan). Alhamdulilah sudah bisa sholat Jumat lagi, karena sudah lama nggak bisa sholat disini," kata pada Republika.co.id di lokasi.

Pengkhutbah Ustadz Amin Mustofa berpesan tentang pentingnya bersabar bagi kaum Muslim ketika Allah memberi ujian. Sebab di balik ujian itu ada hikmah buat kebaikan manusia.

"Allah beri pelajaran setelah ada ujian yang dahsyat. Pertama, orang jadi bersih terus hikmahnya. Lalu teratur dimana-mana. Ada yang bisa jadi imam di keluarga, khatam Alquran selama PSBB," ujar Amin di hadapan ratusan jamaah.

Khutbah berlangsung sekitar 10 menit. Ditambah pelaksanaan sholat, maka total rangkaian ibadah sholat Jumat sekitar 20 menit. Durasi ini lebih pendek dari sholat Jumat sebelum pandemi corona.

"Berat memang waktu menjalankannya semua di rumah saja, tapi disitu pahalanya," ujar Amin.

Amin mencontohkan para Nabi meraih kemulian setelah menjalani ujian serupa lockdown. Misalnya Nabi Yunus yang mengalami lockdown di perut ikan atau Nabi Muhammad yang di-lockdown di Gua Hira.

"Lockdown jadi instropeksi diri supaya lebih baik dan lebih beriman," ujarnya.

Sebelum pandemi corona, kaum Muslimin yang meninggalkan sholat di masjid seperti tak ada beban. Namun, ketika masjid ditutup, justru orang berbondong-bondong ingin datang. Begitu pun yang biasa ke masjid baru terasa sedihnya kehilangan kesempatan ibadah di rumah Allah.

"Ini dikurangi sedikit kenikmatan, yang biasanya ke masjid jadi nggak bisa, ketika dipotong sebentar baru terasa nikmat yang penting. Ternyata Allah ada mau yang lebih baik. Semoga segala ujian akan berakhir dengan kebaikan," ujar Amin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler