Pastikan Protokol Kesehatan, DPRD Sidak Pasar dan Malioboro

Titik antrean berpotensi penumpukan orang di pintu masuk objek wisata Malioboro.

Wihdan Hidayat/ Republika
Andong menunggu penumpang di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (9/6). Wisata andong menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi virus corona
Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah titik pusat keramaian dan aktivitas perekonomian masyarakat di Yogyakarta seperti pasar dan destinasi wisata Malioboro masih butuh penataan guna memastikan protokol kesehatan berjalan baik.  Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro, menegaskan hal tersebut di sela sidak ke Pasar Beringharjo, Pasthy dan kawasan wisata Malioboro. 


"Masih butuh penataan fasilitas penunjang guna memastikan protokol kesehatan berjalan baik.  Di Malioboro, jumlah titik cuci tangan masih minim di pintu masuk, kita segera evaluasi dan mengundang mengundang Dinas Pariwisata kota Yogyakarta dan Perindag Yogyakarta untuk  protap evaluasi New Normal penanganan Covid-19," kata Susanto, Jumat (11/6).

Susanto menambahkan dalam kunjungan ke tiga titik lokasi aktivitas ekonomi masyarakat tersebut ada sejumlah persoalan yang ditemukan. 

Di titik masuk Malioboro yang memiliki dua pintu masuk yaitu di sisi utara dan selatan masih minim fasilitas cuci tangan. Kondisi ini dikhawatirkan membuat antrean panjang apabila ada rombongan wisatawan masuk pasti akan menumpuk karena menunggu giliran.

Barcode bagi pengunjung di pintu masuk tanpa papan petunjuk, sehingga pengunjung harus bertanya dan bisa saja ragu kalau masuk. Titik antrean ini berpotensi penumpukan orang di pintu masuk objek wisata Malioboro. 

"Kita ingin pastikan alur dan protap protokol kesehatan cegah Covid-19 diketahui dan dijalankan. Kalau pas ukur suhu tubuh dengan thermo gun antri, ada penumpukan nanti. Ini butuh evaluasi," kata anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Langkah pengawasan untuk pemulihan perekonomian rakyat terdampak Covid-19 penting dijalankan termasuk evaluasi pelaksanaan di lapangan. 

Di pasar Beringharjo sudah ada tempat cuci tangan di pintu masuk sebelah barat.  Hanya ada dua buah kanan dan kiri dan tidak dilakukan proses pengukuran suhu tubuh dengan thermo gun oleh petugas bagi tiap pengunjung dan pedagang yang hendak masuk pasar. 

"Sudah ada pembatas untuk lintasan keluar masuk di dalam kawasan Beringharjo barat atau zona batik & pakaian. Tapi tetapi butuh pengawasan petugas agar tetap menjaga jarak. Kesadaran memakai masker juga butuh diingatkan oleh petugas, ini penting agar upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 segera tuntas," kata Susanto.

Secara khusus, berkaitan dengan segera berakhirnya masa tanggap darurat Covid-19 pada akhir Juni 2020 untuk DIY maka langkah antisipasi berkaitan dengan penambahan fasilitas untuk cuci tangan di fasilitas publik seperti pasar dan titik wisata harus dipastikan lebih banyak tersedia dan mudah diakses. 

"Adanya aktivitas perdagangan yang mulai meningkat di pasar Beringharjo, maka kita rekomendasi rapid test unutk pedagang beringharjo barat atau pedagang pakaian. Ini untuk memastikan semua pedagang bebas Covid-19," kata Susanto.

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto,  menyatakan langkah tes cepat di titik keramaian yang banyak aktivitas masyarakat, seperti pasar, mall dan fasilitas publik lain penting lebih banyak dilakukan. 

Siapa saja yang beraktivitas di luar, harus selalu jalankan protokol kesehatan untuk cegah Covid-19. Selalu jaga kesehatan, rajin cuci tangan dan menggunakan masker. 

"Sesuai dengan rekomendasi kita ke pemda soal pencegahan dan penanganan Covid-19, ada 7 langkah pitulungan program penanganan penyakit menular baru ini.  Skrining dengan rapid test di pusat keramaian bisa jadi alat dan data guna tindakan lanjutan bagi mereka yang positif terpapar Covid-19," kata ketua Komisi A DPRD DIY tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler