Tren 'Kopi Satu Liter' Bentuk Inovasi Bisnis Kopi

Tren kopi satu liter sah-sah saja dibuat para pengusaha kedai kopi.

Needpix
Tren kopi satu liter sah-sah saja dibuat para pengusaha kedai kopi (Foto: ilustrasi kopi)
Rep: Farah Noersativa Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tren kekinian bagi para pecinta kopi adalah pembelian kemasan kopi literan. Menurut pemilik usaha Klinik Kopi Yogyakarta, Firmansyah, tren kopi kemasan satu liter merupakan sebuah bentuk inovasi wirausahawan.

"Dengan kondisi pandemi, sebagai pengusaha tetap harus membuat dan menjual dengan trik apapun yang digunakan asal tidak merugikan ke konsumen," kata pria yang akrab disapa Pepeng itu dalam Virtual Media Briefing: UMKM Lokal di New Normal, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, hal itu sah-sah saja dilakukan oleh pengusaha kedai kopi. Sebab, jika pemilik kedai kopi tak memutar otak untuk membuat inovasi itu, maka usaha kedai kopi bisa saja habis dan bangkrut.

Inovasi itu menjadi sebuah keharusan mengingat adanya stok atau ketersediaan bahan yang telah ada pada kedai kopi. Jika ketersediaan itu tak bisa dijual, maka pengusaha pun akan mengalami kerugian.

Menurutnya, ketika para pengusaha bisa melewati "ujian" pandemi ini dengan baik dan bisa bertahan, dia meyakini para pengusaha akan lebih kuat dalam menghadapi cobaan lainnya. Artinya, jika di masa mendatang datang tantangan yang lebih besar, maka pengusaha akan lebih kuat dalam menghadapinya.

"Saya yakin, kita besok bisa menjalani yang lain lagi. Ibaratnya seperti sekarang saja yang libur tiga pekan saja mampu. Ke depan bisa jalani yang lain lagi," kata dia.

Hanya saja, Kopi Klinik Yogyakarta miliknya, tak menyediakan kopi berbentuk literan seperti tren kekinian saat ini. Sebab, segmentasi pasar Kopi Klinik Yogyakarta bukan kepada konsumen kopi jadi langsung.

Klinik Kopi menyajikan minuman kepada pecinta kopi yang dengan menyeduhnya sendiri. Oleh karenanya, dia lebih menjual biji kopi dalam kemasan tertentu kepada konsumen.

"Selama ini aku menjual secara daring itu menjual one service. Yaitu misalnya menjual biji kopi itu masih bisa jalan," kata dia.

Pepeng mengaku, Kopi Klinik Yogyakarta telah tutup semenjak pandemi ini ada di Indonesia. Pepeng pun mulai mengalihkan usahanya dengan menjualnya secara daring melalui Tokopedia.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler