Blatter Kembali Jadi Target Penyelidikan
Blatter target penyelidikan baru di Swiss atas dugaan salah urus pembayaran dana FIFA
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden FIFA Sepp Blatter menjadi target penyelidikan baru di Swiss atas dugaan salah urus pembayaran jutaan dolar dari dana FIFA, seperti dikutip dari Independent, Ahad (14/6).
Blatter terakhir telah diberitahu oleh jaksa federal Swiss bahwa ia adalah "orang yang dituduh" atas pinjaman FIFA pada tahun 2010 kepada Asosiasi Sepak Bola Trinidad dan Tobago, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh wartawan.
Pria berusia 84 tahun itu membantah melakukan kesalahan selama beberapa dekade skandal keuangan terkait dengan badan sepak bola, meskipun ia dilarang terlibat di sepak bola dan sekarang berisiko dibawa ke pengadilan di negara asalnya.
Pembayaran dari akun FIFA pada 13 April 2010, bebas bunga, tanpa jaminan dan kemudian dibebaskan sebagai semacam hadiah, kata dokumen itu. Ini adalah tuduhan terbaru dalam investigasi federal Swiss dan Amerika yang mengikat FIFA atas pembayaran tidak teratur yang menguntungkan mantan wakil presiden dari Trinidad, Jack Warner.
Warner lama mengendalikan blok utama dalam pemilihan FIFA sampai dia meninggalkan sepak bola setelah terlibat dalam kasus penyuapan pemilih untuk menentang Blatter pada 2011. Dia juga seorang legislator terpilih di Trinidad dan menjadi menteri pemerintah setelah pemilihan umum pada Mei 2010.
Selain itu, dua mantan pejabat senior FIFA, Jerome Valcke sebagai sekretaris jenderal dan Markus Kattner sebagai direktur keuangan, juga disebut sebagai terdakwa dalam dokumen tersebut. Investigasi baru bertanggal 13 Mei, beberapa pekan setelah kantor mengatakan telah menutup satu dari dua proses pidana yang dibuka terhadap Blatter lima tahun sebelumnya.
Dugaan yang hilang adalah bahwa Blatter salah mengatur kesepakatan penyiaran Piala Dunia untuk Karibia yang membuat Warner mendapat untung jutaan dolar. Keputusan penuntutan itu menyarankan Blatter akan dibebaskan oleh para pejabat Swiss setelah bertahun-tahun dicurigai dan sementara menjalani larangan enam tahun terlibat di sepka bola oleh komite etika FIFA. Larangan itu akan berakhir pada Oktober tahun depan.