Realisasi Ekspor Batu Bara Turun

Ada indikasi negara pengimpor memakai batu bara lokal.

Antara/Prasetyo Utomo
Aktivitas bongkar muat batu bara (ilustrasi). Realisasi ekspor batu bara turun.
Rep: Intan Pratiwi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerl (ESDM) menyebutkan, realisasi ekspor batu bara 175,15 juta ton atau setara dengan 7,77 miliar dolar AS. Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekspor, pemerintah akan memperluas pasar.

Direktur Pembinaan Usaha Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Sujatmiko menjelaskan, pemerintah pada tahun ini pemerintah menargetkan ekspor batu bara mencapai 435 juta ton dari total produksi nasional yang ditargetkan sebesar 550 juta ton. Namun karena pandemi Covid-19 kinerja sektor batubara menurun dibandingkan tahun lalu.

Volume ekspor periode Januari-Mei 2020 turun 10 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 193,82 juta ton. Nilai ekspor batu bara periode Januari-Mei 2020 juga turun 18 persen dibanding periode yang sama 2019 yang mencapai 9,46 miliar dolar AS.

"Bila pandemi Covid-19 terus berlangsung hingga akhir 2020 akan menyebabkan penurunan permintaan batu bara dari negara-negara importir," kata Sujatmiko, Kamis (2/7).

Sebab, kata dia, ada indikasi negara-negara importir batu bara beralih menggunakan batu bara produksi batu bara dalam negeri mereka, misalnya India dan China. Serta kecenderungan negara-negara importir batu bara beralih menggunakan energi terbarukan, misalnya Eropa dan Jepang.

"Harga batu bara di pasar ekspor masih relatif rendah. Harga minyak dunia yang relatif rendah, sehingga penggunaan energi beralih ke BBM," ungkap Sujatmiko.

Kebutuhan batu bara internasional menurun akibat pandemi Covid-19. Ini disebabkan beberapa konsumen utama batu bara dunia memang mengurangi impornya. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler