Ponpes Diminta Belajar dari Kasus Covid-19 di Gontor
Rapid test sebagai deteksi awal Covid-19 sangat penting diterapkan di pesantren
REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni berharap masyarakat bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kasus Covid-19 di Pondok Modern Gontor Kampus II. Hal ini terutama bagi para pengasuh pesantren di berbagai daerah lainnya.
Menurut Ipong, pelaksanaan uji cepat (rapid test) sebagai deteksi awal Covid-19 sangat penting diterapkan di pesantren. Surat keterangan sehat tanpa disertai hasil uji tersebut tidak mampu menunjukkan indikasi infeksi virus corona. Hampir semua penemuan kasus Covid-19 diawali dari hasil uji tersebut sehingga penting melaksanakannya terutama terhadap mereka yang berasal dari zona merah.
"Terbukti juga dengan 80 persen yang terkonfirmasi positif di Ponorogo saat ini datang dari zona merah," jelas Ipong saat dikonfirmasi Republika, Kamis (9/7) dini hari.
Total sebanyak tujuh santri di Pondok Modern Gontor Kampus II terkonfirmasi terkena virus corona, Rabu (8/7). Jumlah ini termasuk tambahan enam kasus terbaru yang teridentifikasi sebagai teman dari santri terkonfirmasi pertama.
Menurut Ipong, enam santri Gontor yang terkena Covid-19 berasal dari berbagai daerah. Dua orang teridentifikasi berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan satu orang dari Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Lalu masing-masing satu orang dari Banjar, Kalimantan Selatan, Ternate, Maluku Utara dan Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keenam santri tiba tiga pekan lalu untuk melakukan uji masuk Pondok Modern Gontor. Mereka datang dengan membawa surat keterangan sehat tanpa disertai hasil uji cepat (rapid test). Saat pengumuman penerimaan, mereka dinyatakan diterima di Pondok Gontor Cabang Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng).
Untuk persyaratan perjalanan ke Kendari, para santri mengikuti uji cepat lalu dinyatakan reaktif. Selanjutnya, mereka melaksanakan uji usap (swab test) dengan hasil positif. Saat ini keenam santri tersebut akan diisolasi di RSUD dr. Harjono, Ponorogo.
Mengingat kasus Covid-19 semakin banyak, Ipong meminta masyarakat saling menjaga dan mengingatkan. Sebab, rumah sakit saat ini mulai penuh sehingga banyak pasien konfirmasi dipindahkan ke rumah karantina. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan melakukan protokol kesehatan Covid-19 di kehidupan sehari-hari.
Warga Ponorogo perlu menjalankan budaya sering cuci tangan dengan sabun. Kemudian memakai masker ketika berada di tempat umum dan berinteraksi dengan orang lain. Tak lupa untuk menjaga jarak minimal satu meter saat berinteraksi dan meningkatkan imunitas tubuh.
"Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," ucapnya.
Saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Ponorogo telah mencapai angka 66 orang, Rabu (8/7). Dari angka tersebut, 32 pasien telah sembuh dan tiga orang meninggal. Sementara untuk 29 pasien melakukan isolasi di RS dan dua orang lainnya isolasi mandiri.