Luhut Prediksi Banyuwangi-Bromo Banyak Dikunjungi

'Mari sama-sama memulai di kuartal-III untuk melakukan turis domestik,' kata Luhut.

Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi Banyuwangi dan Gunung Bromo menjadi destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan domestik saat memasuki adaptasi kebiasaan baru. Selain Banyuwangi dan Bromo, daerah lainnya seperti Sentul dan Kawasan Puncak menjadi destinasi yang akan populer dikunjungi wisatawan. 

Baca Juga


Luhut menjelaskan lokasi daerah-daerah wisata itu berada di kota penyangga, atau berdekatan dengan kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. "Tren menunjukkan bahwa wisatawan domestik akan melakukan kunjungan ke kota penyangga yang memiliki alam indah dan bersih. Jakarta, Sentul, Puncak, sekitar Banyuwangi dan Bromo. Banyuwangi ini akan menjadi tempat dengan kunjungan banyak, begitu juga Bromo," kata Luhut dalam Webinar Nasional bertajuk "Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru", Rabu (22/7).

Luhut pun meminta Pemerintah Daerah, khususnya dengan destinasi kunjungan terbanyak dapat betul-betul menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Dinas Pariwisata di daerah wisata dapat berfokus pada aspek-aspek "quality tourism" yang mencakup lamanya waktu tinggal, pengeluaran wisatawan dan upaya merawat lingkungan hidup.

Luhut mencatat wisatawan domestik masih menopang sekitar 55 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di sektor pariwisata. Potensi wisata domestik di Indonesia sangat besar dengan 300 juta perjalanan setiap tahun.

"Oleh karena itu, mari sama-sama kita memulai di kuartal-III untuk melakukan turis domestik, kita coba naikkan secara bertahap angka itu sampai ke 70 persen," kata Luhut.

Mantan menkopolhukam tersebut juga menambahkan bahwa perjalanan pariwisata turun hampir 100 persen pada Mei 2020 lalu akibat dampak pandemi Covid-19. Setidaknya devisa pariwisata turun hingga 97 persen (year on year) dari 1,1 miliar dolar AS menjadi hanya 31 juta dolar AS. Lebih dari 180.000 tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pun merasakan dampaknya.

Bahkan, lebih dari 2.000 hotel selama pandemi ini melakukan penutupan operasional yang akhirnya menyebabkan turunnya permintaan bahan baku produksi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler