590 Orang Kontak dengan Gubernur Kepri, Tes Swab
Diprediksi jumlah orang yang kontak dengan Gubernur Kepri lebih dari 1.000 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepulauan Riau) mencatat sebanyak 590 orang yang kontak erat dengan Gubernur Isdianto yang terpapar virus corona jenis baru, melakukan tes usap (swab) guna memastikan tertular COVID-19 atau tidak.
"Mulai Kamis-Sabtu pekan ini, sudah 590 orang diambil untuk diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP Kepri Elfiani Sandri, di Tanjungpinang, Ahad (2/8).
RSUP Kepri membuka posko khusus untuk memeriksa orang-orang yang mengikuti berbagai kegiatan seremonial seusai Isdianto dilantik sebagai Gubernur Kepri di Istana Negara pada Senin (27/7). Posko itu awalnya dibuka hanya tiga hari yakni Kamis-Sabtu pukul 08.00-16.00 WIB.
"Hari ini masih dibuka. Kalau pun posko ditutup, masyarakat dapat dilayani di RSUP Kepri," ujarnya.
Berdasarkan data Antara, kegiatan Isdianto seusai dilantik sebagai Gubernur Kepri yakni penyambutan di Bandara Raja Haji Fisabilillah, kediaman istri dari almarhum HM Sani (abang kandung Isdianto), makam HM Sani di Makam Pahlawan Tanjungpinang, serta doa selamat dan tepung tawar di Gedung Daerah.
Selain itu, Isdianto juga melaksanakan Shalat Magrib di Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, Tanjungpinang. Kemudian Rabu (29/7) Isdianto melakukan pertemuan dengan pengurus desa, meninjau alat PCR di RSAL Tanjungpinang, serta rapat dengan rektor dan pejabat Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Isdianto juga sempat bertemu dengan Wakil Bupati Bintan Dalmasri, wartawan dan pejabat lainnya di salah satu rumah di Tanjungpinang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana sejak awal memprediksi jumlah orang yang kontak dengan Gubernur Kepri dan belasan staf yang dinyatakan positif COVID-19 lebih dari seribu orang. Dalam kegiatan itu, secara spontan tidak menerapkan protokol kesehatan karena larut dalam kebahagiaan.
"Kami sudah ingatkan berulang kali untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, tetapi situasinya sulit, karena begiti ramai. Akhirnya, bersalaman, berpelukan, cium pipi kiri dan kanan," ucapnya.