Pandemi Covid-19, Kondisi Petani Terus Membaik

Nilai Tukar Petani terus meningkat saat pandemi Covid-19 berdasar data BPS

dokpri
Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi). Di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat pandemi Covid 19, sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan positif. Ini terlihat dari penerimaan petani atas harga gabah yang terus meningkat.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat pandemi Covid 19, sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan positif. Ini terlihat dari penerimaan petani atas harga gabah yang terus meningkat.


Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menjelaskan bahwa harga gabah selama bulan Juli 2020 meningkat sebesar 1,44 persen. Dengan pertumbuhan ini, kata dia, rata-rata harga gabah di tingkat petani mencapai Rp 4.788 perkilogram atau harga di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.883 perkilogram.

 "Sedangkan harga gabah naik 1,32 persen jika dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Kemudian penerimaan petani atas harga gabah meningkat dan harga beras di tingkat konsumen turun. Ini membuktikan bahwa petani menerima harga yang lebih baik," ujar Suhariyanto, Senin, (3/8).

Suhariyanto mengatakan, jika dibandingkan dengan Juli 2019, rata-rata harga beras premium dan medium di penggilingan pada Juli 2020 naik sebesar 4,33 persen dan 1,14 persen. Sedangkan untuk beras luar kualitas mengakami penurunan sebesar 0,13 persen.

"Hal ini menggambarkan bahwa beras yang kita miliki sangat melimpah di pasar," katanya. 

Perlu diketahui, dari 1.629 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Juli 2020, sebanyak 60,28 persen diantaranta merupakan gabah kering panen (GKP). Sedangkan 20,81 lainya merupakan gabah kering giling."18,91 sisanya adalah gabah luar kualitas," katanya.

Suhariyanto berharap, capaian ini bisa terus dipertahankan supaya petani Indonesia mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi dan pangan Indonesia tetap tersedia dengan baik.

Perlu diketahui, Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Juli 2020 mengalami kenaikan yang cukup tajam. Bahkan, angkanya mencapai 100,09 atau naik 0,49 persen jika dibanding dengan NTP sebelumnya. Kenaikan terjadi lantaran Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,47 persen.

Kenaikan yang sama juga terlihat pada Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional yang mencapai 100,53 atau 0,28 persen. Angka ini jauh lebih besar jika dibanding NTUP pada bulan sebelumnya.

Sebagai contoh, Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. NTP juga merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatanya menyampaikan bahwa sektor pertanian tidak pernah mengenal pandemi dan krisis. Termasuk Pandemi Covid 19. Menurut Mentan, pertanian terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan pangan jutaan masyarakat Indonesia.

"Dalam kondisi Covid-19 dan krisis apa saja, selama ini pertanian jadi jawaban. Makanya, ayo sama-sama kita galakkan pertanian. Tak perlu lahan besar. Di lahan keluarga atau di sekitar kita juga bisa," katanya berdasarkan rilis Kementan yang disampaikan kepada Republika.co.id, Senin (3/8).

Sementara itu, Ekonom sekaligus peneliti dari Institute for Development Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyebut perekonomian Indonesia akan segera pulih dalam waktu yang tidak lama. Menurut dia, dalam masa pemulihan ini ada dua sektor kunci yang berperan signifikan. Salah satunya adalah sektor pertanian.

"Indonesia punya sumber daya pertanian yang melimpah, maka kunci untuk mendukung recovery adalah hilirisasi produk pertanian, inovasi, dan regenerasi petani muda," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler