Dampak Covid-19 Terhadap Amal Usaha Al Irsyad
Amal Usaha Al Irsyad terdampak covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Ormas Islam di Indonesia pasti memiliki amal usaha untuk menguatkan pengabdiannya kepada agama dan bangsa. Melalui amal usaha itu, ormas Islam juga memiliki kekuatan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.
Salah ormas Islam tertua yang banyak memiliki amal usaha adalah Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Organisasi yang berdiri pada 1914 ini lebih fokus membangun amal usaha pendidikan. Namun, lembaga pendidikan Al Irsyad kini terkena dampak pandemi Covid-19.
Ketua umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Faisol Nasar bin Madi mengatakan, lembaga pendidikan Al-Irsyad ikut terdampak Covid-19 karena dalam situasi sekarang ini wali murid memiliki keinginan yang bermacam-macam.
Diantaranya, para wali murid meminta untuk pemotongan biaya SPP. Sementara, guru atau karyawan di lembaga pendidikan Al Irsyad banyak yang digaji melalui biaya SPP tersebut. Jika dilakukan pemotongan, maka lembaga pendidikan pun tidak berjalan dengan semestinya.
"Kadang-kadang yang sangat sulit adalah minta pengurangan biaya pendidikan. Itu yang berat kita. Karena, kalau swasta gaji karyawan dan guru itu dari SPP. Jadi, secara ekonomi lembaga pendidikan kita ikut terdampak," ujar Faisol saat dihubungi Republika, Ahad (2/8).
Dia menjelaskan, amal usaha pendidikan Al-Irsyad di seluruh Indonesia berjumlah sekitar 200-an. Menurut dia, beberapa lembaga pendidikan Al-Irsyad ada juga yang masih dapat memenuhi keinginan wali murid tersebut. Karena, keuangannya mampu dikelola dengan baik.
Selain membangun amal usaha pendidikan, Al Irsyad juga membangun amal usaha rumah sakit di beberapa daerah di Indonesia, dan membangun Lembaga Amil Zakat (LAZ). Bahkan, menurut dia, Al Irsyad kini memulai usaha secara daring untuk menjalankan roda ekonomi organisasi.
"Karena amal-amal usaha kita tidak terlalu besar, jadi tidak terlalu besar juga dampaknya. Cuma ke pendidikan itu yang dirasakan," ucapnya.
Kendati demikian, Faisol berharap semua amal usaha Al-Irsyad tetap melakukan penghematan di tengah kondisi Covid-19. Karena, menurut dia, tidak ada yang mengetahui kapan pandemi Covid-19 berakhir.
"Mengadakan penghematan lah. Karena repotnya sekarang kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini. Mudah-mudahan secepatnya segera diatasi oleh pemerintah, sehingga akan ada kepastian membangun ekonomi ini," kata Faisol.