Kondisi Kesehatan Emir Kuwait Membaik
Sheikh Sabah masih berada di AS untuk jalani perawatan medis pascaoperasi.
REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kondisi kesehatan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah (91 tahun) mulai membaik, setelah menjalani prosedur operasi di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Sheikh Sabah masih berada di AS untuk menjalani perawatan medis pascaoperasi.
"Ada peningkatan yang signifikan," ujar Perdana Menteri Sheikh Sabah Al-Khalid Al-Sabah.
Sebelumnya, pada Juli lalu Kuwait News Agency yang mengutip Menteri Urusan Istana Kerajaan Kuwait melaporkan tim medis kerajaan menyarankan agar Sheikh Sabah dirawat di AS. Namun laporan tak memerinci sifat operasi dan perawatan lanjutan apa yang harus dijalani Sheikh Sabah.
Pada Agustus 2019, Kuwait mengakui bahwa kondisi kesehatan Sheikh Sabah mulai menurun. Hal tersebut mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif sempat menulis di akun Twitter pribadinya bahwa dia mendoakan keselamatan Sheikh Sabah.
Pada 2002, Sheikh Sabah sempat menjalani operasi usus buntu. Kemudian pada 2007, ia menjalani operasi saluran kemih di AS. Pada September 2019, dia menjalani tes medis di AS yang menyebabkan agenda pertemuannya dengan Presiden Donald Trump dibatalkan.
Sheikh Sabah secara luas dianggap sebagai arsitek kebijakan luar negeri Kuwait modern. Dia telah mendorong diplomasi untuk memecahkan masalah-masalah regional. Salah satunya boikot yang dilakukan empat negara Teluk yakni Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) terhadap Qatar. Perselisihan yang terjadi sejak Juni 2017 itu masih berlangsung hingga kini.