Sikap Rasulullah Terhadap Bid'ah

Rasulullah menyampaikan hadist tentang bid'ah.

Republika/Kurnia Fakhrini
Sikap Rasulullah Terhadap Bid'ah. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)
Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bid'ah adalah perbuatan yang tidak pernah dilakukan Rasulullah semasa hidupnya atau suatu perkara yang dibuat-buat. Rasulullah menghukumi perkara yang dibuat-buat itu sesat dan tidak boleh dilakukan.

Dikutip dari buku 37 Masalah Populer karya Ustadz Abdul Somad Lc MA menyampaikan dua hadist lengkap tentang perkara yang dibuat-buat merupakan kesesatan yang nyata.

Hadist pertama dari Jabir bin Abdillah. Ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW menyampaikan khutbah kedua matanya memerah, suaranya keras, marahnya kuat, seakan-akan Ia seorang pemberi peringatan pada pasukan perang, Rasulullah SAW bersabda. "Dia yang telah menjadikan kamu hidup di waktu pagi dan petang."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi. "Aku diutus, hari kiamat seperti ini. "Rasulullah SAW mendekatkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengah.  Kemudian Rasulullah berkata lagi, Amma ba'du (adapun setelah itu), sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah kitab Allah (Alquran). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat. Dan tiap-tiap perkara yang dibuat-buat itu 'dhalalah' (sesat)." (HR. Muslim).

Hadits kedua dari al-Irbadh bin Syariah, ia berkata, Rasulullah SAW suatu hari memberikan nasehat kepada kami setelah salat subuh, nasehat yang sangat menyentuh, membuat air mata menetes dan hati bergetar. Seorang laki-laki berkata, "Sesungguhnya ini nasihat orang yang akan pergi jauh, apa yang kau pesankan kepada kami wahai Rasulullah."

Rasulullah SAW menjawab.

"Aku wasiatkan kepada kamu agar bertakwa kepada Allah. Tetap mendengar dan patuh meskipun kamu dipimpin seorang hamba sahaya berkulit hitam. Sesungguhnya orang yang hidup dari kamu akan melihat banyak pertikaian. Jauhilah perkara yang dibuat-buat, sesungguhnya perkara yang dibuat-buat itu adalah sesat. Siapa yang mendapati itu dari kalian, maka hendaklah ia berpegang pada sunnah dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat Hidayah. Gigitlah dengan gigi geraham."(HR. Abu Daud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dalam uraiannya, ustadz yang akrab disapa UAS menyampaikan pendapat Imam asy-Syathibi tentang makna bid'ah. Menurut pendapat Imam asy-Syathibi bid'ah ialah suatu cara atau kebiasaan dalam agama Islam, cara yang dibuat-buat menandingi syariat Islam, tujuan melakukannya adalah sikap berlebihan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Difinisi lain bahwa bid'ah adalah suatu cara atau kebiasaan dalam agama Islam, cara yang dibuat-buat menandingi syariat Islam, tujuan melakukannya seperti tujuan melakukan cara dalam syariat Islam.

Tentang bid'ah Imam al-Izz bin Abdissalam berpendapat, bid'ah adalah perkara yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah SAW.

Imam an-Nawawi mengatakan, "Para ahli bahasa berkata, bid'ah adalah semua perbuatan yang dilakukan, tidak pernah ada contoh sebelumnya."

Pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, "Segala sesuatu yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya disebut bid'ah, apa itu terpuji ataupun tercela.
Jadi kata UAS, semua sepakat bahwa Bid'ah adalah perkara yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya, tidak diucapkan atau dilakukan Rasulullah SAW.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler