Industri Perjalanan Anjlok, Air Asia Ingin Saingi Grab

Air Asia tengah mengembangkan aplikasi pengiriman, perjalanan, dan pembayaran Big Pay

ANTARA/fauzan
Pendiri Air Asia Tony Fernandes sedang membangun apa yang dia harapkan akan menjadi aplikasi super berikutnya di kawasan Asia. Ini dilakukannya karena karena perusahaan menghadapi penurunan perjalanan akibat pandemi.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pendiri Air Asia Tony Fernandes sedang membangun apa yang dia harapkan akan menjadi aplikasi super berikutnya di kawasan Asia. Ini dilakukannya karena karena perusahaan menghadapi penurunan perjalanan akibat pandemi.

Baca Juga


Sebagai bos maskapai, dia telah mencari cara baru untuk menghasilkan pendapatan saat pesawatnya dilarang terbang. Air Asia telah berjuang selama pandemi dan memangkas 30 persen stafnya.

Dilansir BBC, Senin (31/8), Fernandes mengatakan dia telah menghabiskan waktunya selama pandemi ini untuk meningkatkan aplikasi Air Asia dan platform pembayaran perusahaan Big Pay. Ia ingin menyaingi Grab, GoJek dan WeChat dengan aplikasi all-in-one untuk pengiriman makanan, belanja, pembayaran, hiburan, dan perjalanan. 

"Penurunan ini merupakan berkah tersembunyi dalam beberapa hal karena memungkinkan kami untuk lebih fokus pada aplikasi. Menjalankan maskapai penerbangan menghabiskan banyak waktu kami, tetapi kami telah diberi kesempatan dan waktu untuk fokus pada bisnis digital kami." kata Fernandes.

Air Asia telah memiliki database yang kaya dengan lebih dari 60 juta pengguna sebagai titik awalnya. Aplikasi Air Asia, yang juga menawarkan layanan perpesanan kepada pengguna, telah mengarahkan pandangannya pada aplikasi super seperti Grab yang berbasis di Singapura, GoJek Indonesia dan Meituan China.

Menurut Fernandes, Air Asia selalu menjadi perusahaan digital, salah satu maskapai penerbangan pertama yang menjual secara online. "Itu ada dalam aliran darah kami," tambah Fernandes, yang juga pemegang saham utama klub sepak bola Inggris Queen's Park Rangers (QPR).

"Saya tahu aplikasi super terdengar seperti target yang tinggi, tetapi Grab dan GoJek juga memulai dari yang kecil sebagai aplikasi makanan atau mobilitas. Ditambah orang-orang juga menanyai saya dengan cara yang sama ketika saya mengatakan saya ingin memulai Air Asia." jelasnya.

Maskapai milik Fernandes kini telah berkembang menjadi maskapai penerbangan hemat terbesar di Asia. Tahun lalu Air Asia meluncurkan label rekamannya sendiri bernama RedRecords yang bekerja sama dengan Universal Music. Tujuannya adalah untuk menemukan bintang dari Asia Tenggara yang akan menarik penonton Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler