Begini Komentar Orang Tua Milenial Soal 'Anjay'
Mengajarkan kosakata pada anak harus dijelaskan detil.
REPUBLIKA.CO.ID, Penyebutan ‘anjay’ rupanya tidak terlalu dipandang sebagai sebuah masalah bagi orang tua millenial saat ini, karena maknanya sudah mengalami perluasan yang sangat jauh. Beberapa orang tua millenial ini juga tidak mempermasalahkan penyebutan ‘anjay’, dengan memperhatikan lawan bicara mereka.
“Saya nggak masalah dengan kata itu, dan nggak penting juga dibahas sampai sebegini ramainya. Kata ‘gue lo’ aja pun sebenarnya juga kasar, cuma kan tergantung sama siapa kita bicaranya,” ujar salah satu orang tua millenial yang berusia 28 tahun, Sinta Yuri, yang saat ini memiliki satu orang anak laki-laki berusia satu tahun.
Dia menyebut orang yang membahas ini yakni Lutfi Agizal, hanyalah cemburu dengan temannya yang viral yakni Rizky Billar, dan Billar semakin banyak dikenal orang. Karena menurut Sinta, penggunaan kata ‘anjay’ saat ini sudah hampir jarang dilontarkan oleh orang-orang.
“Kalau dia nggak ngebahas ini, nggak banyak juga kok yang ngomong gitu. Jujur, saya saja jarang ngomong kata itu, nah pas begini justru malah jadi banyak yang ngomong ‘anjay’,” kata Sinta lagi.
Kata ‘anjay’ memang belakangan sering dilontarkan oleh Rizky Billar dan Lesti Kejora yang sedang viral. Entah mengapa Lutfi yang juga teman seperjuangan Billar, membahas kata tersebut. Banyak pendapat yang menyebut Lutfi tidak benar-benar tulus mengedukasi, melainkan hanya ingin viral terkenal.
“Terlalu berlebihan sih. Kan banyak kata-kata umpatan yang lebih kasar, kenapa ini yang dibahas? Apalagi ‘anjay’ sudah ada perluasan makna, bukan lagi artinya ‘anjing’,” ujar orang tua millenial lainnya yang berusia 26 tahun, Alfie Ulya, yang kini memiliki seorang anak perempuan berusia dua tahun.
Biar bagaimanapun, memang mengajarkan kosakata pada anak harus dijelaskan detil. Mungkin ada keluarga yang mengajarkan untuk jangan pernah sekalipun berbicara kasar, meskipun kata kasar itu sudah diplesetin. Ada juga keluarga yang lebih fleksibel mengizinkan, namun tetap terus diberi pengertian. Semua kembali kepada orang tua masing-masing.