Unilever akan Setop Gunakan Bahan Bakar Fosil Mulai 2030

Unilever berupaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dalam setiap produknya.

Unilever
Produk-Produk Unilever
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Unilever pada Rabu (2/9) mengatakan akan berinvestasi sebesar 1 miliar euro untuk mulai berhenti pada penggunaan bahan bakar fosil untuk produk pembersihnya mulai tahun 2030. Langkah itu sebagai upaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh zat kimia dalam setiap pembuatan produk.

Dilansir Reuters, Kamis (3/9), Konglomerat produk rumah tangga pemilik merk Omo, Cif, Sunlight, dan Domestos ini mengatakan, alih-alih peterokomia, produk tersebut akan menggunakan bahan baku dari tumbuhan maupun sumber biologis lainnya yang diperoleh dari laut seperti alga dan bahan limbah.

Diketahui, bahan kimia dari produk pembersih dapat menyumbang 46 persen emisi karbon di seluruh dunia. Unilever menyatakan akan berkomitmen mengurangi emisi itu hingga seperlimanya.

Presiden Home Care Unilever, Peter ter Kulve, mengatakan kepada Reuters, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi kecil dan pembuat bahan kimia, Dow Chemical untuk membuat formulasi yang ramah lingkungan.

"Tahap berikutnya adalah perubahan industri bahan kimia dan agen pembersih, banyak dari pemasok besar ini masih memiliki banyak modal yang masih terkunci dalam ekonomi karbon lama," katanya

Unilever mengatakan investasi 1 miliar euro akan digunakan untuk membiayai penelitian bioteknologi dan pemanfaatan karbondioksida, serta meningkatkan produksi formulasi produk yang dapat terurai secara hayati dan hemat air.

Unilever diketahui mengeluarkan sekitar 100 juta metrik ton setara karbondioksida secara global, tetapi bertujuan untuk menguranginya menjadi nol bersih dari operasinya sendiri dan pemasoknya pada tahun 2039, sebuah rencana yang 11 tahun lebih cepat dari tenggat waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 tentang memerangi pemanasan global.

Langkah itu dilakukan pada saat perusahaan Inggris-Belanda itu menghadapi permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk produk pembersih sebagai tanggapan terhadap pandemi virus corona.

"Namun rintangan utama saat ini dari meningkatnya permintaan adalah mendapatkan pemasok baru untuk meningkatkan produksi bahan guna memenuhi persyaratan Unilever," kata Kulve.

Pihaknya meyakini bahwa dengan memilih mitra yang tepat, seperti pembuat bahan kimia khusus Evonik yang telah mampu menghasilkan formulasi nabati pada skala industri, perusahaan akan mencapai target 2030 pada waktunya.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler